BAB I PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

BAB  I PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER



A.    Hakikat Pendidikan Karakter
Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.”


 
Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”  (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional --UUSPN).
Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2021, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik  atau loving good  (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action).  Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.

Bagan 1 : Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa

Berdasarkan alur pikir pembangunan karakter bangsa, pendidikan merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu sosialisasi/penyadaran, pemberdayaan, pembudayaan dan kerjasama seluruh komponen bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, politik, media massa, dunia usaha, dan dunia industri (Buku Induk Pembangunan Karakter, 2010). Sehingga satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pembangunan karakter yang berjalan secara sistemik dan integratif bersama dengan komponen lainnya.

B.    Tujuan,   Fungsi  dan Media Pendidikan karakter
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat  dan membangun perilaku bangsa yang multikultur;  (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

C.    Nilai-nilai Pembentuk Karakter
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi (the existing values) yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan santun.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai  yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Puskur. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10). Nilai dan deskripsinya terdapat dalam Lampiran 1.
Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu  tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun.
Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak peringatan Hardiknas di Istana Negara (Selasa, 11 Mei 2010) mengutarakan:

”…Saudara-saudara, kalau saya berkunjung ke SD, SMP, Saudara sering mendampingi saya, sebelum saya dipresentasikan sesuatu yang jauh, yang maju, yang membanggakan, Saya lihat kamar mandi dan WC-nya bersih tidak, bau tidak, airnya ada tidak. Ada nggak tumbuhan supaya tidak kerontang di situ. Kebersihan secara umum, ketertiban secara umum. Sebab kalau anak kita TK, SD, SMP selama 10 tahun lebih tiap hari berada dalam lingkungan yang bersih, lingkungan yang tertib, lingkungan yang teratur itu ada values creation. Ada character building dari segi itu. Jadi bisa kita lakukan semuanya itu dengan sebaik-baiknya….” 

D.    Proses Pendidikan Karakter
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Totalitas  psikologis dan sosiokultural dapat dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan dalam bagan berikut:



Bagan 2: Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

Berdasarkan gambar tersebut di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual & emotional development); (2) olah pikir (intellectual development); (3) olah raga dan kinestetik (physical & kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan  karsa (affective and  creativity development). Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas (Desain Induk Pendidikan Karakter, 2010: 8-9).













BAB  II
STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER

A.    Strategi di Tingkat Kementerian Pendidikan Nasional
Pendekatan yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pengembangan pendidikan karakter, yaitu: pertama melalui stream top down; kedua melalui stream bottom up; dan ketiga melalui stream revitalisasi program.  Ketiga alur tersebut divisualisasikan dalam bagan di bawah ini:


Bagan 3 : Strategi Kebijakan Pendidikan Karakter

Strategi yang dimaksud secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.    Stream Top Down
Stream pertama inisiatif lebih banyak diambil oleh Pemerintah/Kementerian Pendidikan Nasional dan didukung secara sinergis oleh Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam stream ini pemerintah menggunakan lima strategi yang dilakukan  secara koheren, yaitu:
a.    Sosialisasi
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya pendidikan karakter pada skup nasional, melakukan gerakan kolektif dan pencanangan pendidikan karakter untuk semua.
b.    Pengembangan regulasi
Untuk terus mengakselerasikan dan membumikan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter, Kementerian Pendidikan Nasional bergerak mengonsolidasi diri di tingkat internal  dengan melakukan upaya-upaya pengembangan regulasi untuk memberikan payung hukum yang kuat bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan karakter.
c.    Pengembangan kapasitas
Kementerian Pendidikan Nasional secara komprehensif dan massif akan melakukan upaya-upaya pengembangan kapasitas sumber daya pendidikan karakter. Perlu disiapkan satu sistem pelatihan bagi para pemangku kepentingan pendidikan karakter yang akan menjadi aktor terdepan dalam mengembangkan dan mensosialisikan nilai-nilai karakter.
d.    Implementasi dan kerjasama
Kementerian Pendidikan Nasional mensinergikan berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter di lingkup tugas pokok, fungsi, dan sasaran unit utama.
e.    Monitoring dan evaluasi
Secara komprehensif Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan monitoring dan evaluasi terfokus pada tugas, pokok, dan fungsi serta sasaran masing-masing unit kerja baik di Unit Utama maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta Stakeholder pendidikan lainnya. Monitoring dan evaluasi sangat berperan dalam mengontrol dan mengendalikan pelaksanaan pendidikan karakter di setiap unit kerja.

2.    Stream Bottom up
Pembangunan pada stream ini diharapkan dari inisiatif yang datang dari satuan pendidikan. Pemerintah memberikan bantuan teknis kepada  sekolah-sekolah yang telah mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter sesuai dengan  ciri khas di lingkungan sekolah tersebut.

3.    Stream Revitalisasi Program
Pada stream ketiga, merevitalisasi kembali program-program kegiatan pendidikan karakter di mana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah ada dan sarat dengan nilai-nilai karakter.

Integrasi Tiga Pendekatan (top down-bottom up-revitalisasi)
Ketiga stream top down yang lebih bersifat intervensi, bottom up yang lebih bersifat penggalian bestpractie dan habituasi, serta revitalisasi program kegiatan yang sudah ada yang lebih bersifat pemberdayaan.













Bagan 4 : Alur (Stream) Dalam Pendidikan Karakter
Ketiga pendekatan tersebut, hendaknya dilaksanakan secara terintegrasi dalam keempat pilar penting pendidikan karakter di sekolah sebagaimana yang dituangkan dalam Desain Induk Pendidikan Karakter, (2010:28), yaitu:  kegiatan pembelajaran di kelas, pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.

B.    Strategi di Tingkat Daerah
Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam pengembangan pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara koheren.

1.    Penyusunan perangkat kebijakan di tingkat kabupaten/kota.
Pendidikan adalah tugas sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk mendukung terlaksananya pendidkan karakter di tingkat satuan pendidikan sangat dipengaruhi dan tergantung pada kebijakan pimpinan daerah yang memiliki wewenang untuk mensinerjikan semua potensi yang ada didaerah tersebut termasuk melibatkan instansi-instansi lain yang terkait dan dapat menunjang pendidikan karakter ini. Untuk itu diperlukan dukungan yang kuat dalam bentuk payung hukum bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan karakter.

2.    Penyiapan dan penyebaran bahan pendidikan karakter  yang diprioritaskan
Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat, sebagian masih bersifat umum dan belum mencirikan kekhasan daerah tertentu. oleh karena itu diperlukan penyesuaian dan penambahan baik indikator maupun nilai itu sendiri berdasarkan kekhasan daerah. Selain itu juga perlu disusun strategi dan bentuk-bentuk dukungan untuk menggandakan dan menyebarkan (bukan hanya dikalangan persekolahan tapi juga di lingkungan masyarakat luas).

3.    Memberikan support kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) tingkat kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan
Pembinaan persekolahan untuk pendidikan karakter yang bersumber nilai-nilai yang diprioritaskan sebaiknya dilakukan terencana dan terprogram dalam sebuah program  di dinas pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh tim professional tingkat daerah seperti tim TPK Kabupaten/kota.

4.    Dukungan sarana, Prasarana, dan Pembiayaan
Dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang bukan hanya oleh dinas pendidikan tapi juga oleh dinas-dinas lain yang terkait seperti dinas pertamanan/pertanian dalam mengadakan tanaman hias atau tanaman produktif


C.    Strategi di Tingkat Satuan Pendidikan

1.    Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, melalui pembelajaran kontekstual peserta didik lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta psikomotor (olah raga).
Pembelajaran  kontekstual mencakup beberapa strategi,  yaitu: (a) pembelajaran berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d) pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja. Kelima strategi tersebut dapat memberikan nurturant effect pengembangan karakter peserta didik, seperti: karakter cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu.

2.    Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:

a.    Kegiatan rutin
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksanaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.

b.    Kegiatan spontan
        Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.

c.    Keteladanan
       Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerjakeras.

d.    Pengkondisian
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas.

3.    Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang sudah ada ke arah pengembangan karakter.


4.    Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat.  Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter dapat diimplementasikan sebagaimana yang terdapat dalam table di bawah ini.

Tabel 1 : Implementasi Pendidikan Karakter dalam KTSP
D.    Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran
Apabila pendidikan karakter diintegrasikan dalam ko-kurikuler dan ekstrakurikuler  akan memerlukan waktu sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Untuk itu, penambahan alokasi pembelajaran dapat dilakukan, sebagai berikut:
•    Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa diminta membaca surat-surat pendek, melakukan refleksi (masa hening) selama 15 sd 20 menit.
•    Dihari-hari tertentu sebelum pembelajaran dimulai dilakukan kegiatan muhadarah (berkumpul dihalaman sekolah) selama 35 menit. Kegiatan nya berupa baca al Quran dan terjemahan, siswa berceramah dengan tema keagamaan maupun yang lain dalam tiga bahasa (bahasa indonesia, inggris, dan bahasa minang), ajang kreatifitas seperti menari, musik dan baca puisi. Selain itu juga dilakukan kegiatan membersihkan lingkungan dihari jumat atau sabtu (jumat/ sabtu bersih)
•    Pelaksanaan ibadah bersama-sama disiang hari selama antara 30 sd 60 menit.
•    Kegiatan-kegiatan lain diluar pengembangan diri, yang dilakukan setelah jam pelajaran selesai
•    Kegiatan untuk membersihkan lingkungan sekolah sesudah jam pelajaran berahir berlangsung selama antara 10 sd 15 menit.





E.    Penilaian Keberhasilan
Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.  Penilaian keberhasilan tersebut dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
1.    Menetapkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan
2.    Menyusun berbagai instrument penilaian
3.    Melakukan pencacatan terhadap pencapaian indikator
4.    Melakukan analisis
5.    Melakukan tindak lanjut





































BAB III
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A.    Komponen KTSP
Pendidikan karakter merupakan satu kesatuan program kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu program pendidikan karakter secara dokumen diintegrasikan ke dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan karakter harus tertera dalam KTSP  mulai dari visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus, RPP. 

B.    Tahapan Pengembangan
Pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan perlu  melibatkan seluruh warga satuan pendidikan, orangtua siswa dan, masyarakat sekitar. Prosedur pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter di satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1.    Melaksanakan sosialisasi pendidikan karakter dan komitmen bersama antara seluruh komponen warga sekolah (tenaga pendidik dan kapendidikan serta komite sekolah).
2.    Membuat komitmen dengan semua stakeholder (seluruh warga sekolah, orang tua siswa, komite, dan tokoh masyarakat setempat) untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter.
3.    Melakukan analisis konteks menganalisis kondisi sekolah (internal dan eksternal) yang dikaitkan dengan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan pada satuan pendidikan yang bersangkutan.  Analisis ini dilakukan untuk menetapkan nilai-nilai dan idikator keberhasilan yang diprioritaskan, sumber daya, sarana yang diperlukan, serta prosedur penilaian keberhasilan.
4.    Menyusun rencana aksi sekolah berkaitan dengan penetapan nilai-nilai pendidikan karakter.
5.    Membuat perencanaan dan Program Pelaksanaan Pendidikan Karakter
•    Pengintegrasian melalui pembelajaran
•    Penyusunan mata pelajaran muatan lokal
•    Kegiatan lain
•    Penjadualan dan penambahan jam belajar di sekolah
6.    Melakukan pengkondisian
•    Penyediaan Sarana
•    Keteladanan
•    Reward dan Punishment
7.    Melakukan penilaian Keberhasilan   dan supervisi
Penilaian keberhasilan peleksanaan pendidikan karakter menggunakan indikator-indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan mencakup inikator sekolah, kelas, dan indikator pencapaian oleh setiap individu siswa. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus melalui berbagai strategi. Supervisi dilakukan mulai dari mereview perencanaan, krikulum, dan pelaksanaan semua kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan karakter, yaitu:
•    Implementasi program pengembangan diri berkaitan dengan pengembangan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah
•    Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung implementasi pengembangan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
•    Implementasi nilai dalam pembelajaran
•    Implementasi belajar aktif dalam pembelajaran
•    Ketercapaian Rencana Aksi Sekolah berkaitan dengan penerapan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
•    Penilaian penerapan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa pada pendidik dan tenaga kependidikan, dan peserta didik ( sebagai kondisi akhir)
•    Membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir dan merancang program lanjutan.
8.    Melakukan penyusunan KTSP yang memuat pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa.
•    Mendata  kondisi dokumen KTSP awal (mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam dokumen I)
•    Merumuskan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa di dalam (latar belakang pengembangan KTSP, Visi, Misi, tujuan sekolah, struktur kurikulum, program pengembangan diri, dan kalender pendidikan)
•    Mengitengrasikan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam dokumen II (silabus dan RPP)

C.    Penyiapan Perangkat Dalam Rangka Pelaksanaan Pendidikan karakter di satuan Pendidikan

1.    Pembentukan Tim “Penggerak” Tingkat Nasional, Tingkat Propinsi, Tingkat Kabupaten/Kota, dan Tingkat satuan Pendidikan
2.    Pemetaan kesiapan pelaksanaan Pendidikan Karakter PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB dan PKBM untuk setiap Kabupaten/Kota (Sumber : Bantuan Teknis Profesional Tim Pengembang Kurikulum di Tingkat Propinsi dan Kab/Kota, 2010;  T.O.T Tingkat Utama dan Tingkat Nasional terhadap 1200 peserta dari unsur-unsur unit Utama Kemendiknas, Dinas Pendidikan Provinsi & Kab/Kota, P4TK; LPMP; Universitas baik negeri maupun swasta;);
3.    Menyiapkan bahan pelaksanaan Pendidikan Karakter pada setiap satuan penddikan (Buku Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter);
4.    Penyiapan bahan sosialisasi berupa bahan/materi pelatihan untuk pelaksanaan Pendidikan Karakter dengan waktu/masa pelatihan yang bervariasi; booklet, leaflet diperuntukan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan;
5.    Contoh-contoh Best Practice pelaksanaan pendidikan karakter di setiap jenjang pendidikan (Sumber: Laporan hasil piloting di 16 propinsi 16 Kab/Kota yang dilaksanakan oleh Pusat Kurikulum pada Tahun Anggaran 2010.





BAB IV
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

Meskipun selama ini pendidikan karakter dianggap sudah berjalan, namun ternyata dipandang belum menyeluruh dan terprogram dengan baik. Untuk itu, sebagai bahan acuan bagi satuan pendidikan, dalam bab ini disajikan gambaran umum pelaksanaan pendidikan karakter (best practice) di semua jenjang satuan pendidikan. Gambaran umum ini diharapkan dapat menjadi bahan belajar (lesson learn).
Gambaran umum tersebut dipilih  dari berbagai satuan pendidikan yang menjadi peserta program “sekolah piloting” di 16 kab/kota dengan 125 sekolah sebagai sekolah rintisan. Dari 125 sekolah tersebut ditentukan hanya 7 satuan pendidikan  (PAUD/TK, SD. SMP, SMA, SMK, SLB, PKBM) yang dapat dijadikan sebagai sekolah the best practice. Berikut ini contoh the best practice tersebut:

A.    Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini dipilih  salah satu TK, yaitu TKN Pembina Kota Mataram yang terletak di Jl. Pemuda No. 61 Mataram. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan  di TK Pembina adalah (1) Jumlah Guru Negeri : 7 Orang, (2) Jumlah Guru Honor  : 5 Orang  (3) Kwalifikasi akademik : S1  4 orang Guru Negeri dan 2 org Guru Honor, (4) Sertifikasi Guru : 2 Orang. Untuk keperluan pengetikan merekrut 1 orang tenaga administrasi.
Pada saat ini Dokumen I yang disusun sudah mulai diadaptasi sesuai dengan hasil analisis konteks dan sudah menggunakan acuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal No. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dan sudah memasukkan nilai-nilai pembentuk karakter  yang menjadi prioritas, ini terlihat dalam rumusan visi dan misi. Setiap guru telah menyusun Rencana  Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang juga telah menguntegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter yang menjadi prioritas, seperti kemandirian, kebersihan, religius, sopan-santun.

1.    Prosedur dan  langkah pengembangan pendidikan Karakter di sekolah
Untuk merealisasikan pendidikan karakter dalam seluruh kegiatan di TKN Pembina Kota Mataram dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Memilih dan menentukan nilai-nilai  yang diprioritaskan untuk dikembangkan berdasarkan hasil analisis konteks dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan kondisi yang ada.
b.    Kepala sekolah melakukan sosialisasi ke semua warga sekolah agar semua warga sekolah memiliki komitmen bersama untuk merealisasikan pembentukkan karakater melalui nilai-nilai yang diprioritaskan. 
c.    Melakukan sosialisasi kepada orang tua siswa dan komite untuk mendukung pelaksanaan  pendidikan karakter di sekolah dan untuk mensinkronkan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dan di rumah, atau di lingkungan masyarakat setempat.





2.    Perencanaan dan Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter
•    Tahap Perencanaan:
Pada awal kegiatan, di TK Pembina menggunakan Kurikulum TK 2004 sebagai acuan kegiatan yang dilakukan. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang disiapkan Pusat. Dalam Kurikulum ini sudah berisi berbagai nilai yang harus dikembangkan, yaitu pada bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan. Tetapi guru belum menyadari bahwa nilai tsb sebetulnya yang akan dikembangkan dalam kegiatan sekolah rintisan. Oleh karena itu, melalui kegiatan penguatan pelaksanaan kurikulum melalui sekolah rintisan yang dilakukan dan melalui pendampingan oleh Tim Pusat Kurikulum, TK ini  mulai memasukkan nilai-nilai yang diprioritaskan dalam dokumen. Nilai yang diprioritaskan adalah kebersihan, religius, kemandirian, peduli lingkungan, toleransi. Nilai yang dipilih dituangkan pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah. Gambaran pengintegrasian tersebut adalah:
1.    VISI    :    ” Beriman, Bertaqwa , Berbudaya, Kreatif, Mandiri dan Berwawasan luas ”
2.    MISI    :
•    Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa
•    Melaksanakan kegiatan yang bernuansa religius
•    Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan menyenangkan
•    Menumbuhkan kedisiplinan peserta didik dan warga sekolah
•    Mengembangkan kreativitas peserta didik agar menjadi terampil dan mandiri
•    Mengembangkan kemampuan peserta didik melalui pengenalan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.
3. TUJUAN :
•    Memiliki rasa keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa
•    Terbiasa hidup rukun, damai, harmonis dan toleransi
•    Terciptanya lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi dan bersih
•    Memiliki sikap kedisiplinan yang tinggi
•    Memiliki kreativitas yang tinggi melalui pengembangan bakat dan minat peserta didik
•    Memiliki wawasan yang luas melalui pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni sehingga siap memasuki pendidikan lebih lanjut.

•    Tahap Pelaksanaan:
Berdasarkan hasil sosialisasi, pelaksanaan pendidikan karakter di TK diperoleh kesepakatan yaitu (1) Orang tua/wali murid yang mengantar dan menjemput putra-putrinya diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang, (2) Orang tua/wali murid diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada keperluan yang penting, (3) peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam begitu sampai di pintu gerbang (guru-guru sudah menunggu), (4) setuju dengan program peserta didik sebelum belajar dan setelah keluar main, memungut sampah secara serentak dan membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan (dipisahkan sampah organik dan non organic), (5) merencanakan pembuatan pupuk kompos (jangka panjang).
Pada TK, Sebenarnya sesuai dengan bidang pengembangan di TK yaitu pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar, penerapanan nilai sudah dilakukan. Setelah adanya kegiatan sekolah perintisan pendidikan karakter, kegiatan-kegiatan pembiasaan tersebut semakin dikuatkan dan juga dilakukan melalui kegiatan ekstra kurikuler, mulok dan diitegrasikan ke bidang-bidang pengembangan yang dilakukan melalui berbagai tema yang ada  di TK. Pelaksanaan Pendidikan Karakter ini dilakukan dengan menambah waktu sebanyak 30 menit setiap hari. Penambahan ini dilakukan pada pagi hari. Kegiatan yang dilakukan setiap harinya dapat dilihat pada tabel di  bawah ini:

Tabel 2 : Gambaran Implementasi Pendidikan Karakter Setiap Hari di PAUD

Waktu    Kegiatan    Nilai yang dikembangkan
Pagi sebelum kegiatan      Menyiapkan guru piket kedatangan (2 orang) dan guru lain bersiap di pintu gerbang untuk menyambut anak dan  mengucapkan salam. Anak masuk sendiri tanpa ditenamani orang Tua    kemandirian, sopan santun,
7.25-7.30    Sekitar 5 menit anak dan guru melakukan kegiatan “sapu bersih” yaitu mengumpulkan sampah yang ada di sekolah    Kebersihan
    Cuci tangan    
7.30-08.00    •    Hari senin: Upacara di halaman sekolah
•    Hari Selasa, Rabu,  Kamis, Jumat: Berkumpul di aula penekanan untuk nilai religius seperti Iqro/akhlak mulia/membaca ayat-ayat pendek
•    Hari Sabtu: Olahraga/senam di lapangan     Kedisiplinan, religius, kemandirian
08.00-10.30    Kegiatan rutin kelas
•    Pembukaan
•    Inti
•    Istirahat/makan (setelah istirahat sebelum acara makan dilakukan lagi kegiatan “sapu bersih”. Cuci tangan dan masuk kelas untuk makan bersama)
•    penutup    Religius, kebersihan, kedidiplinan, kemandirian
10.30-11.00    Muatan Lokal:
•    Hari Selasa: Bahasa Inggris, bahasa daerah   
    Kegiatan Ekstra Kurikulum:
•    Rabu: Drumband
•    Kamis: program pra kegiatan membaca, tulis, hitung
•    Sabtu: menari, melukis dan Vokal    Kemandirian, kedisiplinan,


Dalam rangka pengembangan anak secara optimal, berbagai kegiatan diprogramkan dalam Kalender akademik di TKN Pembina Kota Mataram. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup kegiatan untuk tahun ajaran baru yaitu melakukan orientasi pengenalan sekolah. Terdapat pula kegiatan olahraga dan menanam tanaman hias yang dilakukan oleh anak baru di TK. Pada setiap akhir tema diadakan acara puncak tema misalnya kunjungan ke museum maupun rekreasi. Untuk memperingati hari-hari khusus diadakan acara misalnya Festival Kartini pada bulan April, mengumpulkan zakat fitrah dan kunjungan ke panti pada bulan puasa, memotong dan membagikan hewan qurban pada saat memperingati Idul Adha, acara family day yaitu memasak bersama ibu dilakukan bulan Desember untuk memperingati hari Ibu. Selain itu diadakan pula berbagai acara lomba baik antar kelas, antar sekolah maupun se kota Mataram untuk memperingati Ulang tahun TK maupun Hari Kartini dan saat pertengahan semester. Kegiatan pentas seni yang dilakukan di TVRI juga diprogramkan oleh TKN Pembina Kota Mataram.

3.    Pengkondisian Pendidikan Karakter
TK sudah menyediakan berbagai sarana untuk mendukung pengembangan nilai-nilai PBKB meskipun masih seadanya dan dengan adanya kegiatan sekolah perintisan maka TK menambah sarana untuk mendukung pengembangan nilai-nilai PBKB yaitu tempat sampah yang dibedakan sampah organik dan nonorganik. Karena anak belum bisa membaca, maka pada tempat sampah diberi gambar yang menunjukkan sampah organik dan non organik. Di sekolah juga memperbanyak alat-alat kebersihan. Dalam rangka penerapan nilai seluruh komponen di sekolah memberikan teladan dengan datang tidak terlambat dan membuang sampah pada tempatnya.  Pengembangan nilai disiplin dilakukan juga dengan mencatat anak yang jarang datang dan memanggil orang tuanya untuk mengetahui alasan ketidakhadiran anak.

4.    Penilaian keberhasilan dan tindak lanjut
Keberhasilan:
•    Untuk meningkatkan kemandirian, orang tua hanya mengantar anak sampai di pintu gerbang dan tidak ada lagi orang tua yang menunggui anak di halaman sekolah maupun di depan kelas.
•    Terjadi perubahan dalam jumlah anak yg mengucapkan salam,  meningkat setiap pagi
•    Anak sudah terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis sampahnya yaitu sampah organik dan  nonorganik
•    Orang Tua sudah tidak masuk ke TK untuk mendorong nilai kemandirian pada anak, dengan kata lain, di TK Pembina Kota Mataram semua warga sekolah sudah mendukung termasuk sarana dan prasarana yang ada disekolah, termasuk orang tua peserta didiknya.
•    Peserta didik: Pencerminan nilai karakter bangsa, sudah dilakukan secara rutin, spontan dan terprogram dalam kegiatan sehari-hari. 

Tindak lanjut
Berdasarkan kebutuhan, usulan dan saran dari orang tua, maka tindak lanjut yang merupakan pengembangan kegiatan pendidikan karakter di TK antara lain:
•    Akan menambah nilai-nilai karakter bangsa secara bertahap
•    Pada saatnya nanti (jangka panjang ada area khusus untuk orang tua/wali murid yang menjemput putra-putrinya.
•    Pengadaaan tempat sampah diperbanyak
•    Memperindah taman sekolah
•    Bentuk tim kecil Nilai-nilai   Pendidikan Karakter Bangsa
•    Komite menyisihkan dana untuk kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa
•    Membuat surat edaran untuk semua orang tua/wali murid tentang kesepakatan sosialisasi  Nilai-nilai  Pendidikan Karakter Bangsa

B.    SEKOLAH DASAR
1.    Profil Sekolah
SDN 04 Birugo  yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman, Kota Bukit Tinggi, merupakan sekolah piloting pendidikan karakter di provinsi Sumatera Barat sejak tahun 2010. SD ini berdiri di atas tanah seluas 1351 m2 yang sebahagiannya terdiri dari halaman sekolah yang luas tempat siswa beraktivitas setiap hari, seperti kegiatan upacara, senam, dan  olahraga. Sekolah ini sangat dikenal oleh masyarakat dan letaknya yang sangat strategis serta mudah dijangkau dengan angkutan kota.
Jumlah peserta didik di SDN 04 Birugo pada tahun 2010 sebanyak 696 orang yang terbagi ke dalam 19 rombongan belajar, jumlah guru 29 orang dan tenaga kependidikan lainnya 7 orang. Ruangan yang tersedia sebanyak 31 yang terdiri dari 18 ruangan belajar, 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan tata usaha (TU), 1 ruangan majelis guru , 1 ruangan olah raga, 1 ruangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan kesenian, 1 ruangan keterampilan, 1 ruangan serbaguna, 1 ruangan kantin, 1 ruangan laboratorium, 1 ruangan mushalla, 1 ruangan satpam, dan 13 unit WC. Setiap ruangan, baik di dalam maupun di luarnya, dihiasi dengan kata-kata mutiara, semboyan, ayat Alqur’an , hadist dan media pembelajaran lainnya yang sesuai.
2.    Prosedur/Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
Prosedur/langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
•    Sosialisasasi
Setelah Dinas Pendidikan Kota Bukit Tinggi menetapkan SDN 04 Birugo sebagai sekolah piloting pendidikan karakter, maka tim dari Pusat Kurikulum memberikan sosialisasi tentang pendidikan karakter kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Tujuan sosialisasi ini adalah untuk menyamakan persepsi tentang konsep pendidikan kaarakter. Materi sosialisasi antara lain tentang kebijakan Kemdiknas , konsep pendidikan karakter dan budaya serta bagaimana mengimplementasikan pendidikan karakter ke dalam KTSP.
Sosialisasi dilanjutkan di lingkungan SDN 04 Birugo sendiri dan komite sekolah serta orang tua. Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi di antara pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di lingkungan SDN 04 Birugo.
•    Magang di sekolah best practice
Beberapa orang guru dari SDN 4 Birugo diberikan kesempatan untuk magang di sekolah best practice pendidikan karakter yang ada di daerah lain. Tujuan magang ini adalah untuk menimba pengalaman berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter pada sekolah yang selama ini dianggap telah melaksanakan pendidikan karakter dan setelah kembali ke sekolahnya memperoleh gambaran yang utuh mengenai implementasi pendidikan karakter bangsa dan dapat melaksanakan di sekolahnya.

•    Pengembangan dokumen kurikulum yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter
•    Analisis Konteks 
Analisis konteks dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pada SDN 04 Birugo, terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan karakter. Hasil analisis kontek ini akan digunakan untuk menyusun dokumen I dan dokumen II kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter. Berdasarkan analisis konteks ditetapkan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk dikembangkan adalah nilai religius, jujur, bersih dan nyaman, disipilin serta senyum sapa salam sopan santun (5S). Nilai religius ditetapkan karena ada kebijakan Pemerintah Daerah Sumatera Barat tentang Pendidikan Al Quran dan Pendidikan Berbasis Surau.
•    Menyusun Rencana Aksi Sekolah (RAS)
Rencana aksi sekolah disusun melalui penalaahan terhadap Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun secara komprehensif sebelumnya. Pada rencana aksi sekolah unsur-unsur yang berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa di programkan dan di integrasikan secara khusus (contoh terlampir).
•    Workshop Penyusunan Dokumen I dan Dokumen II
Tim pengembang kurikulum SDN 04 Birugo selanjutnya mengadakan workshop penyempurnaan dokumen I dan dokumen II yang mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mempertimbangkan hasil analisis konteks dan Rencana Aksi Sekolah (RAS). Penyempurnaan dilakukan terhadap dokumen I kurikulum (antara lain visi, misi, dan tujuan sekolah) dan dokumen II (silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran).
Penyempurnaan terhadap dokumen I dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam rumusan visi dan misi. Hasil penyempurnaan terhadap dokumen I tersebut antara lain sebagai berikut:
Visi Sekolah
Terwujudnya peserta didik yang unggul, cerdas, terampil, beriman, bertaqwa dan berbudaya serta menjadikan sekolah sebagai tempat pendidikan bagi anak
Misi Sekolah
•    Meningkatkan kemampuan profesionalisme kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan.
•    Mewujudkan peserta didik yang unggul memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan taqwa, mampu melanjutkan ke jenjang golongan pendidikan yang lebih tinggi, serta siap memasuki dunia usaha  dan dunia Industri.
•    Meningkatkan kegiatan pemberdayaan peserta didik, pembinaan generasi muda, olahraga dan kepramukaan.
•    Memelihara, membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah dan Nasional sebagai upaya membangun peserta didik yang berbudaya.
•    Meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan memberikan pelayanan prima terhadap peserta didik dan masyarakat.
•    Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
•    Melaksanakan pendidikan yang ada kaitannya dengan kebutuhan anak didik dan masyarakat/ Orang tua

Tujuan Sekolah
•    Meningkatkan dan mengoptimalkan professional Kepala Sekolah dan Guru dengan penataran KKKS serta KKG
•    Pada tahun 2006 proporsi lulusan yang diterima di SLTP Negeri 100%
•    Meningkatkan pengamalan kualitas ajaran agama dan budi pekerti peserta didik
•    Meningkatkan peranan peserta didik dalam olah raga dan kepramukaan
•    Memiliki tim kesenian daerah, keagamaan dan Nasional yang mampu tampil pada acara sekolah
•    Memberikan pelayanan yang prima tentang informasi kependidikan kepada masyarakat

3.    Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Penyelenggaraan pendidikan karakter di SDN 04 Birugo dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
•    Mengintegrasi ke setiap mata pelajaran
•    Melalui mata pelajaran muatan lokal
•    Melalui pengembangan diri

Mengintegrasikan ke Setiap Mata Pelajaran
    Mengintegrasikan ke setiap mata pelajaran bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakterdi setiap mata pelajaran sehingga menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kela. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.

Pada setiap mata pelajaran di SD sebenarnya telah memuat materi-materi yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran di SMP mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakater di setiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kompetensi dasar (KD) yang sesuai yang terdapat dalam Standar Isi (Permendiknas No. 22 tahun 2006). Jumlah KD di setiap mata pelajaran yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tentu berbeda, ada yang banyak dan ada yang sedikit. Selanjutnya kompetensi dasar yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikembangkan pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Mengintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap muatan lokal yang diselenggarakan.
Muatan Lokal yang diselenggarakan di SDN 04 Birugo Bukit Tinggi  adalah sebagai berikut.  Budaya Adat Minangkabau (BAM)
Mata pelajaran muatan lokal ini bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang budaya adat minangkabau beserta nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya.

Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri di SDN 04 Birugo meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa,  seperti:
•    Kegiatan ekstra kurikuler (kewiraan melalui pramuka dan Paskibraka, olahraga, seni, kegiatan ilmiah melalui olimpiade dan lomba mata pelajaran).
•    Kegiatan pembiasaan (kegiatan rutin melalui upacara bendera dan ibadah bersama). Kegiatan terprogram melalui pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, pelaksanaan Idul Qurban, keteladanan melalui pembinaan ketertiban pakaian seragam anak sekolah (PAS), pembinaan kedisiplinan, penanaman nilai akhlak mulia, penanaman budaya minat baca, penanaman budaya bersih di kelas dan lingkungan sekolah, penanaman budaya hijau.
•    Kegiatan nasionalisme melalui perayaan hari kemerdekaan RI, peringatan hari pahlawan, peringatan hari pendidikan nasional
•    Kegiatan outdoor learning dan training melalui kunjungan belajar dan studi banding.
   
Untuk mendukung semua kegiatan tersebut diberlakukan peraturan tata tertib sebagai berikut:
a.    Tata Tertib Siswa
Peraturan Siswa untuk kelas I s.d kelas II
•    Semua warga kelas berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
•    Setiap anak harus dapat bersenang – senang.
•    Setiap anak harus belajar.
•    Setiap anak harus melakukan tugasnya.
•    Setiap anak harus saling menghargai.

        Peraturan Kelas III s.d kelas VI
•    Semua warga kelas berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada allah.
•    Semua warga kelas berusaha meningkatkan disiplin diri.
•    Semua warga  kelas menciptakan suasana aman di kelas.
•    Semua warga kelas membudayakan hidup bersih, indah dan sehat.
•    Semua warga kelas aktif dan kreatif dalam belajar

b.    Tata Tertib Perpustakaan
    Peraturan Ketertiban Perpustakaan SDN 04 Birugo Bukittinggi :
•    Siswa, guru, karyawan serta pengunjung lain yang memasuki ruangan perpustakaan diharap melapor kepada pengelola / petugas perpustakaan dan mengisi daftar pengunjung.
•    Di dalam ruangan perpustakaan harap menjaga ketertiban dan kesopanan supaya tidak mengganggu orang lain yang sedang membaca atau sedang belajar.
•    Setiap peminjam buku, majalah harus memiliki kartu anggota perpustakaan.
•    Setiap peminjam diperbolehkan

4.    Pengkondisian
Pengembangan nilai-nilai pembentuk karakter melalui pengkondisian diperlukan sarana yang memadai. Sehubungan dengan itu SDN 04 Birugo menambah 10 buah kran air untuk wudhu dalam rangka mengembangkan nilai religius, siswa dibiasakan shalat dzuhur dan dhuha berjamah yang dilakukan di Mushalla atau di kelas. Disamping itu siswa juga dibiasakan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran; membaca Al Qur’an/Juz Amma dan terjemahannya, dan Asmaul Husna pada pagi hari; kultum setiap Jum’at pagi yang diisi oleh siswa, guru ataupun dari pihak luar, membaca surat Yasin 1 x 2 minggu, pesantren kilat Ramadhan, pelaksanaan buka puasa bersama, pelaksanaan ‘Idul Qurban, merayakan hari-hari besar keagamaan serta guru piket menyambut kedatangan siswa pagi hari di gerbang sekolah sambil bersalaman dan diiringi dengan musik dan lagu- lagu bernuansa islam dan Asmaul Husna serta lagu nasional. Setiap ruangan sekolah baik di dalam maupun di luarnya dihiasi dengan kata-kata mutiara, semboyan, ayat Alqur’an dan hadist nabi.
Disamping itu dalam rangka mengembangkan nilai kejujuran, sekolah menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang, kotak saran dan pengaduan. Untuk kebersihan, sekolah menyediakan tempat sampah kering dan basah dan untuk keindahan dan kenyaman sekolah juga membuat kolam dsan taman burung di halaman depan.  Siswa dibiasakan membuang sampah pada tempatnya dan ada lomba memungut sampah daun di pagi hari, siswa yang paling banyak mengumpulkan daun mendapat penghargaan sebagai pahlawan kebersihan. 
5.    Penilaian Keberhasilan
Setelah sekitar 1 semester (sekitar 6 bulan) pelaksanaan pendidikan karakter di SDN 04 Birugo sudah kelihatan berbagai keberhasilan, antara lain:
Konteks (kebijakan, daya dukung/suporting, MBS)
•    Pihak sekolah menetapkan nilai-nilai karakter yang diprioritaskan dikembangkan pada tahun 2010, yaitu: religius, jujur, disiplin, peduli lingkungan dan sopan santun. Hal ini tercantum dalam RKS yang disusun hingga Desember 2010.
•    Sekolah membangun taman burung dan kolam ikan mini di halaman depan.

Input (pendidik dan tenaga kependidikan, RKS, KTSP, peserta didik, sarana dan prasarana)
•    Tenaga pendidik dan kependidikan sudah mendapatkan sosialisasi tentang pendidikan karakter dari pihak kepala sekolah dan tim Puskur.
•    Kepala Sekolah dan Guru secara bergantian menyambut kedatangan siswa di sekolah pada pagi hari dan membiasakan bersalaman dengan siswa serta diiringi alunan suara musik dan nyanyian islami.
•    Sekolah telah memiliki RKS yang memuat sejumlah kegiatan yang terkait dengan integrasi nilai-nilai pendidikan karakter yang diprioritaskan pihak sekolah.
•    Sudah tersusun kurikulum dokumen 1 dan sudah mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada visi, misi, tujuan sekolah, muatan lokal dan pengembangan diri. Sudah tersusun silabus untuk sebagian SK/KD. Nilai-nilai karakter sudah terintegrasi.
•    Peserta didik: dibiasakan datang tepat waktu sesuai peraturan sekolah, membiasakan bersalaman dengan guru dan tamu, menjaga kebersihan toilet, mencuci tangan sebelum makan  dan membuang sampah pada tempatnya serta jika menemukan barang yang bukan miliknya (barang hilang) diletakkan pada tempat penemuan barang hilang yang sudah disediakan di depan kelas. Anak yang menemukan barang hilang namanya dicantumkan dan diumumkan. Ada lomba memungut daun di pagi hari dan bagi siswa yang paling banyak mengumpulan daun dari halaman sekolah mendapat penghargaan. Siswa membersihkan kelas masing-masing secara bergiliran (piket) dan siswa melakukan shalat zuhur di kelas.
•    Sarana: dalam rangka menerapkan pendidikan karakter pihak sekolah telah menambah tempat sampah dan memisahkan sampah basah dan kering dengan warna yang berbeda. Disediakan kotak tempat temuan barang hilang di depan kantor kepala sekolah dan juga disediakan buku kejujuran. Pihak sekolah juga menambah 10 kran tempat wudhu dan membuat kolam ikan dan taman burung  mini di halaman depan sekolah yang dananya diambil dari amalan Jumat dan dana Bos serta dalam pembangunannya bekerjasama dengan komite sekolah.
Proses
•    melalui mata pelajaran: Penerapan nilai melalui mata pelajaran mulai tampak pada sebagian guru yang diobservasi. Nilai-nilai karakter sudah diintegrasikan ke dalam silabus dan RPP.
•    melalui muatan lokal: dilakukan melalui Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam  Minangkabau (BAM).
•    melalui pengembangan diri: Penerapan nilai karakter melalui pengembangan diri ada peningkatan: ada tambahan kran air untuk whudu, ada shalat berjamah, WC siswa sudah bersih dan tidak bau serta sekitar 75% anak membuang sampah pada tempatnya, tersedia dua tempat sampah (kering dan basah), membuat kolam dan taman burung   tersedia fasilitas tempat temuan barang hilang, menyediakan kotak saran dan pengaduan serta Guru menyambut dan menyalami anak di gerbang sekolah. Pada dinding prestasi terdapat setrip yang dipasang pin bagi yang mendapat nilai 10. Tempat berwudhu tambahan 10 kran sudah dibuat yang dibiayai dari dana infaq. WC laki dan perempuan terpisah, lebih banyak WC laki laki karena berdasarkan pengalaman sekolah ini jumlah siswa laki2 lebih banyak. Tersedianya kotak saran, semua piala dipajang diluar. Ada kolam air mancur dan taman burung di halaman sekolah yg dibuat sesudah pdd karakter, menggunakan dana bos dan infaq siswa/amalan Jumat. Pembuatan dilakukan secara dicicil dari wali murid dari dan dana infaq. Senyum sapa salam sopan santun sdh dikembangkan, pagi hari siswa disambut oleh guru/KS (bergiliran) di gerbang sekolah, kata2 senyum sapa salam sopan santun juga banyak dipajang di tembok sekolah.

C.    SMP
1.    Profil
SMPN 36 Bandung berdiri pada tahun 1984 dan diresmikan tahun 1986. Sekolah ini terletak di jalan Caringin, Bandung Selatan, berdekatan dengan Pasar Induk Caringin, berdampingan dengan Perumahan Dian Permai, dan  SMA Negeri 17 Bandung. Kondisi social-ekonomi orang tua siswa sangat heterogen  dengan latar belakang sebagai pegawai negeri sipil, wirausaha, dan pedagang. Kebanyakan taraf ekonomi orang tua siswa termasuk golongan menengah ke bawah, di mana sekitar 50 persen tergolong kurang mampu. Sekolah ini merupakan sekolah sehat dan berbudaya lingkungan, dibuktikan dengan berbagai penghargaan baik tingkat kota maupun provinsi.
Sekolah ini memiliki 40 orang tenaga pendidik dengan kualifikasi pendidikan S3/S2 sebanyak 12,5 %, S1 80 %, dan D3/Sarmud  7,5%, namun dari seluruh guru tersebut sebanyak 25 % mengajar tidak di bidangnya. Sekolah memiliki 803 siswa yang dikelompokan kedalam 23 rombongan belajar. Sekolah memiliki 22 ruang kelas ditambah dengan 1 ruang lain yang difungsikan sebagai ruang kelas. Selain itu sekolah juga memiliki 1 ruang perpustakaan, Laboratorium IPA, ruang kesenian, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, PTD, dan ruang serba guna/aula. selain itu sekolah juga memiliki ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, dan ruang tamu. Selain itu sekolah memiliki 1 buah gudang, 1 buah dapur, 1 ruang  reproduksi, 4 buah kamar mandi guru dan 39 toilet/kamar mandi siswa, 1 ruang BK, 1 ruang UKS, 1 ruang PMR/Pramuka, 1 ruang OSIS, 1 ruang ibadah, 1 ruang ganti, 1 ruang koperasi, 1 Hall/lobi, kantin, rumah pompa/menara air, bangsal kendaraan, rumah penjaga dan pos penjaga. Untuk menunjang kegiatan olahraga sekolah memiliki lapangan olahraga untuk futsal, basket, dan volley ball.


2.    Prosedur/Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum dalam rangka pengintegrasian nilai-nilai pembentuk karakter

Pengembangan Kurikulum dilakukan melalui tahapan langkah berikut: 
a.    Sosialisasi oleh Pusat Kurikulum
Secara umum tujuan sosialisasi adalah untuk menyamakan persepsi  kepada seluruh satuan pendidikan rintisan berkaitan dengan substansi, program rintisan beserta tahapannya.  Sedangkan tujuan khususnya adalah:
•    Pendataan awal terhadap sekolah rintisan implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar aktif untuk membangun daya saing dan karakter bangsa
•    Penyampaian program magang bagi sekolah yang terpilih/piloting

Dengan kegiatan ini diharapkan seluruh pemangku kepentingan di daerah termotivasi untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara sungguh-sungguh.
Sosialisasi internal di tingkat satuan pendidikan oleh peserta yang menerima sosialisasi dari Puskur sebelumnya.

Setelah beberapa guru mendapatkan sosialisasi dari pihak Pusat Kurikulum selanjutnya guru yang telah mendapatkan sosialisasi tersebut akan mengimbaskannya di sekolah rintisan masing-masing bagaimana pelaksanaan program satuan pendidikan rintisan dan juga konsep-konsep yang berkenaan dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa, kewirausahaan serta ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar aktif dilaksanakan.  Setelah seluruh warga sekolah mempunyai persepsi yang sama maka seluruh warga sekolah hendaknya memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakannya.

b.    Magang di sekolah best practice
Secara umum tujuan kegiatan magang adalah untuk menimba pengalaman berkaitan dengan implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif melalui belajar aktif pada satuan pendidikan yang selama ini dianggap telah melaksanakannya. 
Strategi yang ditempuh dalam pelaksanaan magang pada program satuan pendidikan rintisan di satuan pendidikan tempat magang diawali dengan melakukan observasi terhadap pelaksanaan  pendidikan budaya dan karakter bangsa, kewirausahaan serta ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar aktif.  Peserta magang juga melakukan analisis terhadap dokumen kurikulum satuan pendidikan tempat magang untuk melihat cara pengintegrasian pendidikan budaya dan karakter bangsa, kewirausahaan serta ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar aktif dalam dokumen kurikulum. 
Selain itu peserta magang juga mendokumentasikan apa yang dilaksanakan selama magang berlangsung.  Peserta magang juga dapat melakukan wawancara terhadap kepala satuan pendidikan, bagian kurikulum, guru, dan peserta didik untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai penerapan pendidikan budaya dan karakter bangsa, kewirausahaan serta ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar aktif di satuan pendidikan tersebut.  Peserta magang melakukan workshop penyusunan silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif melalui belajar aktif kemudian mempraktekkannya di kelas.
Setelah kegiatan magang ini peserta magang diharapkan memperoleh gambaran yang utuh mengenai implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif melalui belajar aktif, selanjutnya mereka dapat mengintegrasikan pendididikan tersebut dalam kurikulum satuan pendidikan tempat mereka bertugas.  Selanjutnya, dari pengalaman itu hal yang lebih penting adalah mereka tidak hanya melakukan penyempurnaan secara dokumen terhadap KTSP-nya namun juga pada tataran implementasi pada proses pembelajaran dan aktivitas di masing-masing satuan pendidikan.

c.    Penyusunan kurikulum yang dilakukan di satuan pendidikan dan yang seharusnya
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar sekolah  dokumen KTSP yang sudah mengandung nilai-nilai karakter budaya bangsa, kewirausahaan dan ekonomi kreatif, agar setiap komponen yang dikembangkan di dalam kurikulum memiliki koridor yang jelas, dan agar setiap komponen yang ada dalam kurikulum memiliki persepsi yang sama dan sinergi dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan masing-masing satuan pendidikan yang merupakan kesepakatan bersama oleh seluruh unsur satuan pendidikan, sehingga pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan perintis menjadi lebih membumi.

Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan strategi antara lain: pembinaan umum/pengarahan, analisis dokumen, tanya jawab, diskusi, brain storming, penugasan, dokumenter, presentasi, dan analisis lingkungan.
Penyusunan Kurikulum SMPN 36 dilakukan melalui tahapan-tahapan  yaitu.
•    Menyusun Analisis Konteks
Analisis konteks dilakukan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada serta peluang yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi serta solusinya. 
•    Menyusun Rencana Aksi Sekolah (RAS)
Rencana aksi sekolah disusun melalui penalaahan terhadap Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun secara komprehensif sebelumnya, pada rencana aksi sekolah unsur-unsur yang berkaitan dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa di programkan dan di integrasikan secara khusus.

Tabel 3 : Contoh Rancangan Rencana Aksi Sekolah SMP 36 Bandung


No   
Kegiatan   
Nilai-Nilai & Indikator yang ada    Nilai-nilai dan Indikator yang akan dikembangkan (Disesuaikan berdasarkan hasil analisis konteks)    Strategi
1     Workshop Pendidikan Lingkungan Hidup    Peduli Lingkungan, Sehat    Peduli Lingkungan, Sehat    Adanya Pembagian kelompok kerjasama dan keterlibatan pihak 3
2    Sosialisasi dan Kemitraan Lingkungan dan Kemitraan SBL, PHBS    Peduli Lingkungan dan Pola Hidup Bersih dan Sehat         IHT
3    Workshop Pembelaran PLH Lintas Mata Pelajaran dan Pengintegrasiannya    Peduli Lingkungan dan Pola Hidup Bersih dan Sehat         IHT
4    Peringatan Hari Lingkungan Hidup    Peduli Lingkungan, Pola Hidup Bersih dan Sehat, Peduli Sosial, Kreatif, Mandiri, Cinta tanah air, tanggung jawab         Mengadakan lomba yang berkaitan dengan kebersihan dan kreativitas, menyebaran brosur peduli lingkungan
5    Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa   
         Disiplin   

         Peserta didik datang tepat waktu     Disiplin, tanggung jawab   
         Pendidik dan tendik datang tepat waktu           Sosialisasi, Pengisian Daftar hadir, pembinaan, teguran
         Pembelajaran berlangsung sesuai dengan alokasi waktu di SI        
         Aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah dilaksanakan
        
6         Religius        
          Peringatan PHBI    Religius, toleransi    Ceramah umum tentang hari besar tersebut.
          Pelaksanaan Pesantren Ramadhan    Religius, tanggung jawab   
          Kegiatan Sholat Dhuha berjamaah    Religius , tanggung jawab   
          Pembacaan Asmaul Husna    religius   
        Tadarus Al Qur’an    religius   
          Keputrian    religius    Kalsikal dengan materi seputar keputraian
          Pengajian rutin bagi pendidik dan tendik    religius   
          Bakti Sosial    Peduli sosial    Pengumpulan infak sodaqoh dan pakaian layak pakai
        Pola Pembinaan Hidup Bersih dan Sehat       
          Petuga Kantin dan warga sekolah lain    Peduli sosial, peduli lingkungan,     Pembinaan
          Aksi PHBS        
          KKR menssosialisasikan PHBS          Sosialisasi
          dalam setiap kegiatan sekolah        

•    Menyusun Dokumen Kurikulum
Pada penyusunan dokumen I, nilai-nilai yang akan dikembangkan secara struktur dan terprogram  dituangkan dalam visi, misi dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, seperti yang tertulis dibawah ini:

VISI
Dengan semangat inovasi SMPN 36 merupakan sekolah sehat yang mandiri, berbudaya, kreatif dan berprestasi berlandaskan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa”          
Adapun indikator visi adalah:
•    Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan yang berwawasan lingkungan;
•    Terwujudnya proses pembelajaran yang sesuai dengan SNP;
•    Terwujudnya sistem penilaian pendidikan sesuai KTSP;
•    Terwujudnya standar kualifikasi tenaga pendidik;
•    Terwujudnya manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel;
•    Terwujudnya standar pembiayaan pendidikan yang memadai ;
•    Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai serta berwawasan lingkungan;
•    Terwujudnya kelulusan dengan prestasi akademik yang baik ditunjang prestasi non akademik.
•    Terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat dan berbudaya lingkungan

MISI
•    Mendidik siswa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap hingga menjadi lulusan yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, beriman dan berahlak mulia melalui proses PAIKEM;
•    Meningkatkan peran serta warga sekolah dalam Perilaku Hidup Bersih , Hidup Sehat dan peduli lingkungan sekolah secara mandiri dan bersama-sama agar menjadi budaya sekolah.
•    Menciptakan sekolah Berbudaya Lingkungan,kondusif dan memadai sebagai tempat proses pendidikan yang menyenangkan;

Menciptakan suasana kerja yang harmonis, berdasarkan 10 indikator budaya sekolah, yaitu: Kedisiplinan, Partisipasi dan tanggungjawab, Kebersamaan dan kekeluargaan, Kejujuran yang tinggi, Semangat hidup, Semangat belajar, Menyadari kelemahan diri sendiri dan mengakui kelebihan orang lain, Menghargai orang lain, Mewujudkan persatuan, Berpandangan realistis.
Membina dan mengembangkan potensi peserta didik, guru, dan karyawan agar menjadi sumber daya manusia yang handal; Meningkatkan pelayanan yang optimal dan menyenangkan bagi siswa, insan pendidik dan masyarakat; Mengembangkan sikap dan perilaku religius.

Tujuan
Dalam kurun waktu 4 tahun kedepan (terhitung mulai tahun  pelajaran 2009/2010) maka tujuan yang ingin dicapai sekolah adalah sebagai berikut :
a.    Meningkatkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif melalui pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif Berbudaya Lingkungan dengan rincian sebagai berikut :
•    Memenuhi kelengkapan administrasi kurikulum SMPN 36 Bandung.
•    Menghasilkan perangkat pembelajaran yang inovatif dan kreatif melalui pembelajaran aktif.
•    Memiliki program muatan lokal Pendidikan Lingkungan Hidup dan Sekolah Berbudaya Lingkungan yang sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar.

b.    Mengembangkan  proses pembelajaran yang sesuai dengan SNPdengan rincian sebagai berikut :
•    Memenuhi prinsip pembelajaran terkini/mutakhir.
•    Menghasilkan proses PAIKEM ( Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan )
•    Pencapaian ketersediaan bahan dan sumber belajar yang memadai.

c.    Mengembangkan  sistem Penilaian pendidikansesuai standar penilaian yang terinci sebagai berikut :
•    Menghasilkan perangkat/instrumen penilaian pembelajaran yang relevan.
•    Menghasilkan implementasi penilaian pembelajaran yang realiabel.
•    Menghasilkan pedoman penilaian pembelajaran yang valid.
•    Menghasilkan implementasi tindak lanjut pembelajaran yang berkesinambungan.

d.    Meningkatkan  kualifikasi tenaga pendidikyang terinci sebagai berikut :
•    Memenuhi kebutuhan tenaga pendidik yang kompeten dan professional.
•    Pencapaian standar kualifikasi tenaga pendidik dengan bukti sertifikasi
e.    Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas manajemen sekolah yang terinci sebagai berikut :
•    Memenuhi kelengkapan – kelengkapan sekolah sesuai SNP
•    Menghasilkan implementasi manajemen sekolah sesuai SNP.
•    Menghasilkan jaringan informasi internal dan kerja secara horizontal maupun vertical.
•    Pencapaian penggalangan partisipasi masyarakat dengan pemberdayaan komite sekolah.
•    Menjadikan sekolah sebagai sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

f.    Menggalang pembiayaan pendidikan yang memadaiyang terinci sebagai berikut :
•    Menjalin kerjasama timbal balik dengan stakeholder.
•    Menciptakan usaha dengan pendayagunaan potensi yang ada.
•    Menerapkan sistem subsidi silang yang tepat sasaran.
•    Menumbuhkembangkan kesadaran orangtua dalam memenuhi kewajiban keuangan.

g.    Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan berwawasan lingkungan yang terinci sebagai berikut :
•    Memenuhi ketersediaan media pembelajaran yang memadai dan relevan.
•    Menciptakan iklim pembelajaran, aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
•    Memberdayakan usaha-usaha kecil di sekolah untuk mendapatkan income of generating activities (pendapatan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan wirausaha yang dilaksanakan di sekolah)
•    Menghasilkan peserta didik yang sehat, cerdas, dan berbudaya lingkungan.

h.    Menghasilkan lulusan dengan prestasi akademik yang baik ditunjang prestasi non akademik yang terinci sebagai berikut :
•    Memenuhi prinsip ( aturan ) standar ketuntasan belajar dan kelulusan.
•    Menghasilkan lulusan ( output ) yang cerdas, kompetitif, dan mandiri.
•    Mencapai prestasi juara, baik akademik maupun non akademik.
•    Menghasilkan insan yang beriman dan bertaqwa.
•    Menghasilkan insan yang terbiasa hidup sehat, disiplin, berbudi pekerti  luhur dan santun dalam pergaulan.

i.    Mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan yang terinci sebagai berikut :
•    Memenuhi kelengkapan – kelengkapan Sekolah Berbudaya Lingkungan
•    Menghasilkan implementasi Sekolah Berbudaya Lingkungan pada warga sekolah
•    Meningkatkan kepedulian masyarakat di sekitar sekolah terhadap pemeliharaan Lingkungan.

Pada penyusunan Dokumen II nilai-nilai yang  dikembangkan, tertuang didalam Silabus dan RPP.

3. Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Penyelenggaraan pendidikan karakter di SMP dilakukan secara terpadu melalui 3 (tiga) jalur, yaitu: Integrasi Melalui Mata Pelajaran, Integrasi melalui Muatan Lokal,  dan  Pengembangan Diri.
•    Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam mata pelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Nilai-nilai sudah mulai terintegrasi pada semua mata pelajaran terutama pengembangan nilai  peduli Lingkungan, sehat, religi, dan disiplin
•    Pengintegrasian dalam Muatan Lokal
Nilai-nilai dijabarkan pada mata pelajaran termasuk mata pelajaran muatan lokal. Untuk mata pelajaran Muatan Lokal yang dipilih di SMPN 36 Bandung adalah: Bahasa Sunda dan Pendidikan Lingkungan Hidup. Mulok Bahasa Sunda, dan PLH, sudah mengintegrasikan nilai-nilai PBKB  terutama pada nilai peduli Lingkungan, sehat, religi, dan disiplin. Nilai-nilai tersebut dituangkan kedalam indikator dan kegiatan pembelajaran pada silabus dan RPP
•     Pengintegrasian Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
        Kegiatan Pengembangan Diri yang dilakukan di SMPN 36 Bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 4 : Contoh Pengintegrasian Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pengembangan Diri di SMP 36 Bandung

Jenis Pengembangan Diri    Nilai-nilai yang ditanamkan    Strategi
A.    Bimbingan Konseling (BK)
    •    Kemandirian
•    Percaya diri
•    Kerja sama
•    Demokratis
•    Peduli sosial
•    Komunikatif
•    Jujur      •    Pembentukan karakter atau kepribadian
•    Pemberian motivasi
•    Bimbingan karier
B.    Kegiatan Ekstrakurikuler:
1.    Kepramukaan
    •    Demokratis
•    Disiplin
•    Kerja sama
•    Rasa Kebangsaan
•    Toleransi
•    Peduli sosial dan lingkungan
•    Cinta damai
•    Kerja keras    •    Latihan terprogram (kepemimpinan, Penegakan Disiplin dan Tata tertib, Berorganisasi)


2.    UKS dan PMR    •    Peduli sosial
•    Toleransi
•    Disiplin
•    Komunikatif    •    Latihan terprogram
3.    KIR    •    Komunikatif
•    Rasa ingin tahu
•    Kerja keras
•    Senang membaca
•    Menghargai prestasi
•    Jujur    •    Pembinaan rutin
•    Mengikuti perlombaan
•    Pameran atau pekan ilmiah
•    Publikasi ilmiah secara internal
4.    Olahraga    •    Sportifitas
•    Menghargai prestasi
•    Kerja keras
•    Cinta damai
•    Disiplin
•    Jujur    •    Melalui latihan rutin (antara lain: bola voli, basket, tenis meja, badminton, pencak silat, outbond)
•    Perlombaan olah raga
5.    Kerohanian
    •    Religius
•    Rasa kebangsaan
•    Cinta tanah air
    •    Beribadah rutin
•    Peringatan hari besar agama
•    Kegiatan keagamaan
6.    Seni budaya/Sanggar seni

    •    Disiplin
•    Jujur
•    Peduli budaya
•    Peduli sosial
•    Cinta tanah air
•    Semangat kebangsaan    •    Latihan rutin
•    Mengikuti vokal grup
•    Berkompetisi internal dan eksternal
•    Pagelaran seni
7.    Kesehatan reproduksi remaja     •    Kebersihan
•    Kesehatan
•    Tanggung jawab
•    Rasa ingin tahu    •    Kegiatan rutin pada waktu hari jum’at

8.    Kepemimpinan    •    Tanggung jawab
•    Keberanian
•    Tekun
•    Sportivitas
•    Disiplin
•    Mandiri
•    Demokratis
•    Cinta damai
•    Cinta tanah air
•    Peduli lingkungan
•    Peduli sosial
•    Keteladanan
•    Sabar
•    Toleransi
•    Kerja keras
•    Pantang menyerah
•    Kerja sama    •    Kegiatan OSIS
•    Kepramukaan
•    Kegiatan kerohanian
•    Kegiatan KIR
•    Kegiatan PMR
9.    Festival sekolah    •    Kreativitas
•    Etos kerja
•    Tanggung jawab
•    kepemimpinan
•    Kerja sama     •    Pasar seni
•    Pagelaran seni atau musik
•    Pameran karya ilmiah
•    Bazaar
•    Pasar murah
•    Karya seni
•    Peringatan hari-hari besar agama/nasional

Tabel 5 : Contoh Kalender Akademik SMP 36 Bandung

SEMESTER 1    SEMESTER 2
NO    KEGIATAN    PELAKSANAAN    NO    KEGIATAN    PELAKSANAAN
1    Masuk Sekolah    12 Juli 2010    1    Masuk Sekolah    10 Januari 2011
2    Hari  Proklamasi Kemerdekaan RI    17 Agustus 2010    2    Perkiraan UTS    14- 18 Maret 2011
3    Libur Awal Puasa     10 - 12 Agustus 2010    3    Perkiraan jeda tengah semester     --
4    Libur Idul Fitri 1431 H    2 - 18 September  2010    4    Pemantapan Kelas IX    Januari - Maret  2011
5    Idul Fitri 1431H    10 - 11 September 2010    5    Perkiraan Ujian Nasional    25 – 29  April 2010
6    Perkiraan UTS    27 Sep – 1  Oktober 2010    6    Perkiraan Ujian Praktek     Mei 2010
7    Perkiraan Jeda TS     --    7    Perkiraan Ujian Sekolah    Mei 2010
8    Idul Adha    17 Nopember 2010    8    Perkiraan UKK    6 - 17 Juni 2011
9    Perkiraan Ulangan Akhir Semester    6 - 17 Desember 2010    9    Pembagian Raport    24 Juni 2011
10    Tahun Baru Hijiriyah    7 Desember 2010    10    Libur Semester 2    27 Juni - 9 Juli 2011
11    Natal    25 Desember 2010    AGENDA POKOK SMPN 36
12    Pembagian Raport    24 Desember 2010    1    MOS    12 - 15 Juni 2010
13    Libur Semester 1    27 Des 2010 - 8 Jan 2011    2     PUSDIKLATPIM    27 Des – 8 Jan 2011
14    Tahun Baru Masehi    1 Januari 2011    3    PESANTREN    30 Agust – 1 Sep

4. Pengkondisian
•    Penyediaan Sarana
    Sarana pendukung pendidikan dan lingkungan cukup menunjang untuk ketercapaian sasaran, hanya ada beberapa sarana yang perlu dikembangkan dan dioptimalkan.
    Ditambahnya tempat wudhu
    Ditambahnya mading didepan R. UKS
    Sudah banyak slogan atau pajangan tentang gemar membaca.
    Belum ada bendera negara di kelas
    Sudah ada penambahan tiang-tiang bendera di halaman depan
    Penataan taman dan halaman depan
    Penataan gudang-gudang
    Penataan dan penambahan kanopi di kantin sekolah
    Perlu adanya program pembinaan yang berkelanjutan dalam memelihara dan mempertahankan daya dukung sarana dan lingkungan.
    Penerbitan buletin kesehatan
    Penambahan tanaman toga
    Penambahan tanaman hijau di depan aula
    Penambahan kipas angin di aula

•    Keteladanan
Tebar salam dan cium tangan dari para peserta didik telah menjadi sebuah pembiasaan yang cukup baik. Pembiasaan ini telah terinternalisasi, baik kepada gurunya sendiri maupun kepada tamunya. Nilai percaya diri telah terbentuk dalam diri peserta didik.

5. Penilaian keberhasilan dan tindak lanjut :
Untuk nilai disiplin yang diprioritaskan, sebelumnya belum terimplementasikan dalam kehidupan sekolah sekarang telah nampak dalam budaya sekolah diantaranya, disiplin untuk datang dan masuk kelas tepat waktu.
Dalam kegiatan upacara yang semula, Kepala sekolah membiarkan kehadiran dan ketepatan waktu saat pelaksanaan upacara. Sekarang telah ada perubahan, Kepala sekolah meminta seluruh peserta upacara mempersiapkan pelaksanaan upacara dalam waktu 5 menit sehingga bagi siapapun (guru dan siswa) bila terlambat untuk memisahkan diri dan mendapat arahan dari Kepala sekolah.
Pada tahapan supervisi 4 ini, telah menambahkan slogan-slogan anti asap rokok dan sedang mempersiapkan lomba sekolah sehat ke tingkat nasional dan sekarang telah menduduki peringkat 1 untuk wilayah priangan (tingkat provinsi) bersama-sama dengan tiga sekolah lainnya di tiga kota yaitu: Sukabumi, Bekasi dan Indramayu.
Progress secara fisik: sedang merancang dan siap menerbitkan buletin kesehatan.

a.    Penelaahan Kurikulum (Dokumen I)
Dalam program Dokumen 1,
Nilai yang diprioritaskan di SMPN 36 Kota Bandung adalah nilai peduli Lingkungan, sehat, religi, dan disiplin.

Dalam Visi sekolah telah memunculkan nilai-nilai yang menjadi prioritas sekolah.
Untuk nilai religi akan lebih baik bila pakaian seragam siswa mendukung pada nilai-nilai religi seperti pemakaian seragam bagi siswa putri dengan memakai rok panjang dan siswa laki-laki menggunakan celana panjang.  Untuk kepedulian terhadap lingkungan dan sekolah sehat sudah bagus sekali dan pembiasaan senyum, sapa, salam telah terimplementasikan dengan baik.

b.    Penelaahan Kurikulum (Silabus)
Silabus dan RPP telah mencantumkan nilai budaya karakter bangsa, ekonomi kreatif dan kewirausahaan, meskipun belum optimal dalam pengimplementasiannya di dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
Konsistensi pengembangan nilai budaya dan karakter bangsa baik dalam silabus maupun RPP telah terpenuhi, namun masih miskin/irit dalam pendokumentasiannya. Sebenarnya dalam kegiatan pembelajaran banyak nilai yang dapat dikembangkan. Sebuah kata kerja operasional dalam proses pembelajaran bisa terkandung beberapa nilai.
Ada beberapa mata pelajaran dalam pemilihan serta penempatan nilai budaya karakter belum sesuai dengan kata kerja operasional yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kurang dapat memaknai proses yang terjadi dalam pendokumentasian. Namun dalam pelaksanaannya telah mengimplemantasikan nilai-nilai tersebut.

c.    Penelaahan Kurikulum (RPP)
Nilai-nilai pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa sudah dicantumkan dalam RPP, hanya dalam pelaksanaannya masih perlu ditingkatkan lagi.
Masih ada beberapa Mata Pelajaran yang RPPnya belum selesai dimodifikasi dengan pencantuman nilai-nilai.
Pencantuman nilai sudah mencapai optimalisasi dalam RPP untuk semua mata pelajaran, namun dalam satu mata pelajaran masih ditemukan penjelasan/ narasi dari nilai-nilai yang diemban dalam kata kerja operasional dalam silabus. Telah diperbaiki oleh guru yang bersangkutan.
Penyempurnaan dari hasil yang terdahulu telah dilakukan meskipun belum optimal secara keseluruhan.

D.    SMA
SMA Negeri 4 berada di Jalan Sepinggan Baru III RT.48 No. 36 Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Fasilitas umum yang berskala nasional yaitu Bandara Sepinggan menjadi penanda keberadaan SMA Negeri 4 Balikpapan. Dengan menempuh jarak 2 km dari Jalan Marsma R.Iswahyudi maka terlihatlah lokasi sekolah yang berada di dataran tinggi. (Denah terlampir). SMA Negeri 4 Balikpapan terletak di daerah perbukitan dengan pepohonan yang menghijau, kicauan burung yang tak pernah berhenti setiap hari dan dilengkapi dengan semilir hawa perbukitan yang semakin menambah nilai pesona SMA Negeri 4 Balikpapan.
Lingkungan di SMA Negeri 4 Balikpapan tampak bersih, hijau, sehat, dan bebas polusi. Bahkan pada tahun 2007  dan 2009, sekolah ini pernah meraih gelar Sekolah Sehat Tingkat Kota dan Provinsi. Kondisi ini sejalan dengan keseriusan Kota Balikpapan dalam memasyarakatkan program CGH atau Clean, Green dan Healthy City.
Transportasi yang digunakan oleh para guru dan siswa dalam kesehariannya adalah sepeda motor dan mobil pribadi. Angkutan Kota (Angkot) nomor 7 hanya akan mengantar penumpang di mulut Jalan Sepinggan Baru. Guru, siswa dan tamu yang tidak menggunakan kendaraan pribadi akan dapat menggunakan jasa ojek untuk sampai di depan gerbang SMA Negeri 4 Balikpapan. Selain melewati Jalan Sepinggan Baru, jalan alternatif dari arah perkotaan bisa ditempuh melalui jalan Ringroad. Pada jalur ini angkutan resmi akan lebih mudah ditemukan.
Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 4 Balikpapan adalah dari mulai berdiri pada tahun 1986 hingga tahun 2010, sekolah ini sudah berganti kepala sekolah sebanyak 4 kali.  Jumlah tenaga pendidik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 54 orang dan yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) berjumlah 9 orang sehingga total tenaga pendidik adalah 63 orang. Sedangkan tenaga kependidikan seluruhnya berjumlah 17 orang dengan rincian yang berstatus PNS 2 orang dan PTT berjumlah 15 orang.
Jumlah peserta didik di sekolah ini adalah Kelas X berjumlah 438 dengan rincian 211 laki-laki dan 227 perempuan. Kelas XI berjumlah 355 dengan rincian 150 laki-laki, 205 perempuan. Kelas XII berjumlah 328 orang dengan rincian 155 laki-laki dan 173 perempuan. Dengan demikian total jumlah peserta didik pada tahun 2010 di SMA Negeri 4 Kota Balikpapan adalah 1.108 orang.
Kondisi sarana dan prasarana luas lahan 18.380 meter2, status lahan sertifikat milik pemerintah. Luas bangunan 3.389,57 meter2. Ruang  Kepala Sekolah luas 32m2, ruang guru 1 dan 2 luas 200 m2, Ruang TU luas 58 m2, WC Guru luas 7.5 m2, WC siswa luas 24 m2 , mushala luas 100 m2,  koperasi 12 m2 , kantin 96 m2, ruang UKS 36 m2, ruang OSIS 4 m2, ruang BK 36 m2, 25 ruang belajar yang masing-masing luasnya 75 m2, perpustakaan 127 m2, laboratorium computer 127 m2, laboratorium biologi 122 m2, laboratorium kimia 168m2, laboratorium fisika 76m2, laboratorium bahasa 126 m2. Kondisi sarana dan prasarana tersebut di atas cukup memadai, tampak bersih, teratur, rapi, dan nyaman.
Pada saat ini, SMA Negeri 4 Kota Balikpapan sudah memiliki dokumen kurikulum (Dokumen I dan II) dengan mengembangkan sendiri dan telah mengintegrasikan di dalamnya nilai-nilai pembentuk karakter.

1.    Prosedur atau Langkah Pengembangan Pendidikan Kurikulum di Satuan Pendidikan
Pendidikan karakter direalisasikan dalam seluruh kegiatan di SMA Negeri 4 Kota Balikpapan. Adapun pelaksanaannya dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Memilih dan menentukan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk dikembangkan berdasarkan hasil analisis konteks dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan kondisi yang ada.
b.    Kepala sekolah melakukan sosialisasi ke semua warga sekolah (pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, komite sekolah, dan orang tua peserta didik) agar semua warga sekolah memiliki komitmen bersama untuk merealisasikan pembentukkan karakater melalui nilai-nilai yang diprioritaskan. 
c.    Merevisi dokumen I yang telah dimiliki dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas di sekolah tersebut.
d.    Merevisi dokumen II yang meliputi silabus dan rpp dengan mengintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter.
e.    Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan silabus dan rpp yang telah diintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter.
f.    Melakukan pembiasaan dalam bentuk perilaku dan kegiatan yang mencerminkan dari nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas dari SMA Negeri 4 Balikpapan.

2.    Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
a.    Bentuk integrasinya. Nilai-nilai pendidikan karakter terintegrasi di seluruh mata pelajaran dan termasuk muatan lokal sesuai dengan kekhasannya. Di dalam silabus nilai-nilai pendidikan karakter tercantum di dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan di dalam pengembangan diri pendidikan karakter diimplementasikan dalam program bimbingan konseling dan ekstrakurikuler. Dalam program ekstrakurikuler melalui beberapa kegiatan seperti kepramukaan, UKS dan PMR, olahraga prestasi, kerohanian, seni budaya/sanggar seni, kepemimpinan. Sementara untuk kegiatan tidak terprogram pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan rutin, spontan, dan keteladanan. Secara rinci sebagai berikut:
1)    Pembiasaan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, meliputi : upacara bendera, senam, doa bersama, ketertiban, pemeliharaan kebersihan (Jumat Bersih), kesehatan diri.
2)    Pembiasaan Spontan, yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus, meliputi : pembentukan perilaku memberi senyum, salam, sapa, membuang sampah pada tempatnya, budaya antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran), saling mengingatkan ketika melihat pelanggaran tata tertib sekolah, kunjungan rumah, kesetiakawanan sosial, anjangsana.
3)    Pembiasaan Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari, meliputi : berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan  keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

Pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 4 Kota Balikpapan juga dilakukan melalui aktifitas sebagai berikut:

1)    Kegiatan Rutin
Tabel 6 : Contoh Implementasi pendidikan Karakter melalui Kegiatan Rutin
di SMA Negeri 4 Kota Balikpapan

Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa yang  Dikembangkan    Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
Religius    •    Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin oleh guru agama melalui speaker dari ruang Guru I.
•    Setiap hari Jumat melaksanakan kegiatan Infak bagi yang Muslim.
•    Setiap pergantian jam pelajaran, siswa memberi salam kepada  guru.
•    Melakukan  salat Zuhur berjamaah sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
•    Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melakukan ibadah.
•    Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara dan bertindak dengan memperhatikan sopan santun.
•    Anak dibiasakan untuk mengucapkan terima kasih, maaf, permisi dan tolong
•    Mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan orang lain
•    Meminta izin untuk menggunakan barang orang lain
Kedisiplinan    •    Membuat catatan kehadiran pendidik dan peserta didik.
•    Setiap hari Jumat minggu pertama dan ketiga pukul 07.15 – 08.00 seluruh warga sekolah  melakukan Senam Kesegaran Jasmani
•    Pukul 07.15 semua siswa harus sudah berada di sekolah dengan toleransi 15 menit. Siswa  pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang melanggar diberikan sanksi berupa membersihkan lingkungan sekolah.
•    Jam 07.15 semua guru harus sudah berada di sekolah. Bagi guru yang tidak hadir tepat waktu  diberikan teguran dan pulang sesuai jadwal yang ditentukan (Senin – Kamis pukul 14.00, Jumat pukul 11.30 dan Sabtu pukul 13.15).
•    Pegawai Tata Usaha pukul 08.00 harus sudah berada di sekolah dan pulang pulang pukul 14.00.
•    Bila berhalangan hadir ke sekolah, maka harus ada surat pemberitahuan ke sekolah.
•    Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama . Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi. (kriteria rapi yaitu  baju dimasukkan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan sepatu yang ditentukan)
•    Kerapian rambut, dicek setiap hari oleh seluruh guru, panjang ukuran rambut tidak boleh kena telinga dan krah baju. Apabila menemukan siswa yang rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta untuk mencukur rambut dan diberi tenggang waktu tiga hari, sekiranya masih membandel maka rambut yang bersangkutan akan dipotong oleh guru/petugas yang ditunjuk oleh sekolah
•    Guru dan pegawai berpakaian rapi.
•    Mengambil sampah yang berserakan.
•    Meminjam dan mengembalikan sendiri buku perpustakaan pada guru perpustakaan.
Peduli Lingkungan    Lingkungan sekolah bersih
•    Membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya.
•    Setiap jam terakhir atau  pukul 14.00 siswa melakukan kebersihan dan memungut sampah di sekitar kelasnya didampingi guru yang mengajar jam terakhir. Siswa membuang sampah kelas ke TPS.
•    Setiap hari Jumat minggu kedua dan keempat pukul 07.15 – 08.00 seluruh warga sekolah  melakukan Jumat Bersih.
•    Petugas kebersihan sekolah  memungut sampah yang ada di tempat  sampah, di kantor dan di luar jangkauan siswa setelah istirahat kedua dan  langsung dibuang ke TPS SMA Negeri 4 Balikpapan.
•    Guru melaksanakan piket secara berkelompok untuk melihat kebersihan lingkungan.
•    Mengambil sampah yang berserakan.
    Kelas Bersih
•    Piket kelas secara kelompok membersihkan kelasnya, strategi  setelah pulang sekolah sesuai daftar piket.
•    Siswa secara individu menata bangku dan kursi setiap hari supaya terlihat rapi. 
•    Siswa menata bangku dan kursi secara individu setelah pulang sekolah.
•    Melakukan pengamatan kebersihan lingkungan oleh penanggung jawab lingkungan  (kriterianya ditetapkan sekolah), dilakukan   setiap minggu dan  diumumkan pada saat upacara hari Senin. Kelas bersih akan diberikan penghargaan  berupa bendera hijau, dan kelas kotor diberikan sanksi bendera merah. Kelas yang lain dianggap agak besih.
•    Tidak mencoret tembok atau bangku/kursi/fasilitas sekolah. Bagi yang mencoret diberi sanksi membersihkan atau mengecat ulang.
Peduli Sosial    •    Mengunjungi panti jompo 1 kali dalam 1 setahun, dan membuat laporan kunjungan dilakukan Pengurus OSIS.
•    Mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai di sekolah dan menyumbangkannya pada yang membutuhkan, 1 kali setahun.
•    Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, misalnya gempa bumi, kebakaran, banjir dan lain-lain (sifatnya temporer).
•    Mengunjungi teman yang sakit
Kejujuran    •    Menyediakan tempat temuan barang hilang
•    Trasparansi laporan keuangan sekolah
•    Menyediakan kotak saran dan pengaduan
•    Larangan mencontek saat ujian
Cinta Tanah Air    •    Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
•    Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera dan peringatan hari besar nasional
•    Memajang foto presiden dan wakil presiden serta lambang negara
•    Memajang foto para pahlawan nasional
•    Menggunakan produk buatan dalam negeri

2)    Kegiatan Spontan

Tabel 7 : Contoh Implementasi pendidikan Karakter melalui Kegiatan Spontan di SMA Negeri 4 Kota Balikpapan

Religius    •    Memperingatkan peserta didik yang tidak melaksanakan ibadah
•    Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam
•    Meminta maaf bila melakukan kesalahan
Kedisiplinan    •    Memperingatkan siswa yang datangnya terlambat, bila masih terlambat, maka diwajibkan menyapu halaman sekolah yang masih kotor (sesuai tata tertib sekolah)
•    Bagi guru yang tidak hadir tepat waktu diberikan teguran dan sanksi. (sesuai dengan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil)
•    Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi.
•    Apabila menemukan siswa yang rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta untuk mencukur rambut dan dikasih tenggang waktu tiga hari, sekiranya masih membandel maka akan dipotong oleh guru /petugas yang ditunjuk oleh sekolah
•    Melerai pertengkaran
Peduli Lingkungan    •    Menyuruh siswa memungut sampah yang dibuang sembarangan
•    Memberikan sanksi pada siswa yang punya kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Peduli Sosial    •    Mengunjungi teman yang sakit
•    Melayat apabila ada orang/wali murid yang meninggal dunia
•    Mengumpukan sumbangan untuk bencana alam
•    Membentuk ketua pengumpulan sumbangan di setiap kelas
Kejujuran    •    Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian
•    Memperingatkan siswa yang mencontoh PR temannya

3)    Kegiatan Keteladanan:
Tabel 8 : Contoh Implementasi pendidikan Karakter melalui Kegiatan Keteladanan
di SMA Negeri 4 Kota Balikpapan

Religius    •    Pendidik berdoa bersama peserta sebelum dan setelah jam pelajaran.
•    Pendidik dan tenaga kependidikan melakukan  salat Zuhur berjamaah sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
•    Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika berdoa, maka guru memberi contoh dengan berdoa dengan khusu’ dan dalam bahasa yang Indonesia sehingga dimengerti oleh anak.
Kedisiplinan    •    Jam 07.15 semua guru harus sudah berada di sekolah menyambut siswa belajar.
•    Pegawai Tata Usaha jam 08.00 harus sudah berada di sekolah dan pulang pulang jam 14.00.
•    Mengambil sampah yang berserakan
•    Berbicara yang sopan
•    Mengucapkan terima kasih
•    Meminta maaf
•    Menghargai pendapat orang lain
Peduli Lingkungan    •    Pendidik dan tenaga kependidikan membuang sampah pada tempatnya
•    Pendidik dan tenaga kependidikan kerja bakti membersihkan sekolah bersama peserta didik
•    Pendidik dan tenaga kependidikan mengambil sampah yang berserakan
Peduli Sosial    •    Pendidik dan tenaga kependidikan mengumpulkan sumbangan setiap ada musibah intern dan bencana alam  untuk kegiatan sosial.
Kejujuran    •    Pendidik memberikan penilaian secara objektif
•    Pendidik menepati janji pada peserta didik
Cinta Tanah Air    •    Pendidik dan tenaga kependidikan melakukan upacara dan peringatan hari besar bersama peserta didik

b.    Dalam hal penerapan nilai-nilai pembentuk karakter, sekolah ini menerapkan kebijakan dengan tidak menambah jumlah jam.

c.    Kalender Akademik
Pada kalender akademik di SMA Negeri 4 Balikpapan periode tahun pembelajaran 2010/2011 terdapat beberapa kegiatan seperti ;
1)    menyelenggarakan lomba memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 1 – 3 Agustus 2010.
2)    upacara HUT RI pada tanggal 17 Agustus 2010
3)    pesantren ramadhan dari tanggal 18 – 31 Agustus 2010
4)    pemilihan ketua OSIS masa bhakti 2010-2011 pada tanggal 25 September 2010
5)    menyelenggarakan sholat idhul adha pada tanggal 17 November 2010
6)    melaksanakan pemotongan dan membagikan hewan kurban pada tanggal 18 November 2010
7)    menyelenggarakan Diklat Kepemimpinan OSIS masa bhakti 2010 – 2011
8)    menyelenggarakan acara peringatan hari Natal tanggal 25 Desember 2010
9)    mengadakan lomba dalam acara peringatan hari Kartini tanggal 21 April 2011
10)    upacara peringatan hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei 2011
11)    upacara peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2010

Selain itu, kegiatan dalam bentuk pembiasaan juga dilakukan dengan keterangan waktu pelaksanaan dan para penanggung jawab  dari kegiatan seperti yang yang tercantum di dalam tabel di bawah ini.

Tabel 9: Contoh Kalender Akademik SMA Negeri 4 Kota Balikpapan

Kegiatan    Nilai yang dikembangkan    Waktu Pelaksanaan    Penanggung Jawab
Pembiasaan Rutin           
a. Upacara bendera    Semangat kebangsaan, disiplin    Setiap hari Senin    OSIS, guru piket
b.    Senam    Tanggung jawab    Jumat pada minggu ke I & III    Guru Penjaskes
c.    Doa bersama    Religius    Setiap awal & akhir pembelajaran    Guru Mapel
d.    Ketertiban    Disiplin    Setiap hari    Guru Piket
e.    Jumat Bersih    Peduli lingkungan    Jumat minggu ke II & IV    Guru Piket
f.    Kesehatan diri    Disiplin dan tanggung jawab    Setiap hari    Warga Sekolah

Pembiasaan Spontan           
a.    Memberi senyum, salam, sapa    Peduli sesama (sosial)    Setiap hari    Warga Sekolah
b.    Membuang sampah pada tempatnya    Peduli lingkungan    Setiap hari    Warga Sekolah
c.    Budaya antri    Peduli sesama (sosial)    Setiap hari    Warga Sekolah
d.    Mengatasi silang pendapat (pertengkaran)    Peduli sesama (sosial)    Setiap ada insiden    Warga Sekolah
e.    Saling mengingatkan ketika ada pelanggaran tata tertib sekolah    Disiplin, tanggung jawab    Setiap saat    Warga Sekolah
f.    Kunjungan rumah    Peduli sosial    Setiap ada kasus    Wali kelas dan BP
g.    Kesetiakawanan sosial    Toleransi    Setiap ada kasus    Warga Sekolah
h.    Anjangsana    Peduli sosial    Setiap ada kasus    Wali kelas dan BP

Pembiasaan Keteladanan           
a.    Berpakaian rapi    Disiplin    Setiap hari    OSIS dan kesiswaan
b.    Berbahasa yang baik    Cinta tanah air, komunikatif, semangat kebangsanaan    Setiap saat    Warga Sekolah
c.    Rajin membaca    Gemar membaca    Setiap saat    Warga Sekolah
d.    Memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain    Menghargai prestasi    Setiap saat    Warga Sekolah
e.    Datang tepat waktu    Disiplin     Setiap hari    Warga Sekolah

Kegiatan Ekstrakurikler           
a.    Keagamaan
•    Forum Remaja Muslim (FRM)    Religius    Setiap Minggu    Pembina FRM
•    Kerohanian Kristen    Religius    Setiap Minggu    Pembina rohani
b.    Olahraga (bola basket, bulu tangkis, bola voli, futsal, sepak bola, tenis meja)    Disiplin, kerjasama, ulet,     Setiap Minggu    Pembina olahraga
c.    Kesenian (paduan suara, seni tari (tradisional & modern dance), band, seni drama, puisi, cheerleader, fashion,     Disiplin, kerja sama, cinta tanah air, kerja sama, toleransi
inovatif    Setiap Minggu    Pembina kesenian
d.    Bidang Keakademikan
(kelompok ilmiah remaja (KIR), english study club, majalah dinding, Olimpiade Matematika, Olimpiade Fisika, Olimpiade Kimia, Olimpiade Biologi, Olimpiade Ekonomi, Olimpiade Komputer, Olimpiade Akuntansi    Kreatif, disiplin, ulet, realistis, tangguh, mandiri
kerja sama, kerja keras, kreatif
ulet, kerja keras, disiplin, rasa ingin tahu, berani menanggung risiko,
    Setiap Minggu    Pembina KIR, Pembina ESC,
Pembina Mading,
Pembina olimpiade

e. Kepanduan dan Umum (Pramuka, PMR, UKS, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)
    Kepemimpinan,semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli sosial, peduli lingkungan, tanggung jawab, disiplin, kerja sama    Setiap Minggu    Pembina Pramuka
Pembina PMR,
Pembina PLH,
Pembina Paskibra


3.    Pengkondisian
Untuk menerapkan pendidikan karakter, SMA Negeri 4 Balikpapan membuat kebijakan sekolah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan program ini. Adapun bentuk kebijakan sekolah antara lain melalui reward dan punishment, menyediakan peralatan kebersihan.
a.    Reward dan Punishment.
Bentuk Reward yang diberikan pihak sekolah kepada peserta didik adalah dalam lomba kebersihan kelas. Penilaian kebersihan dilakukan sekolah setiap minggu. Jika dalam rentang waktu 1 (satu) bulan ada kelas yang mendapatkan juara paling bersih dan rapi sebanyak 2 kali berturut-turut, maka kelas tersebut akan mendapatkan “hadiah” yang berupa alat-alat kebersihan seperti sapu, kain pel, pengki, tempat sampah. Dimana hadiah tersebut akan disampaikan ketika ada upacara bendera di hari Senin.
Adapun, sebagai bentuk Punishment di SMA Negeri 4 Balikpapan adalah:
1)    Pukul 07.15 semua siswa harus sudah berada di sekolah dengan toleransi 15 menit. Siswa pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang melanggar diberikan sanksi berupa membersihkan lingkungan sekolah.
2)    Jam 07.15 semua guru harus sudah berada di sekolah. Bagi guru yang tidak hadir tepat waktu  diberikan teguran dan pulang sesuai jadwal yang ditentukan (Senin – Kamis pukul 14.00, Jumat pukul 11.30 dan Sabtu pukul 13.15).
3)    Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama. Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi. (kriteria rapi yaitu  baju dimasukkan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan sepatu yang ditentukan)
4)    Kerapian rambut, dicek setiap hari oleh seluruh guru, panjang ukuran rambut tidak boleh kena telinga dan krah baju. Apabila menemukan siswa yang rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta untuk mencukur rambut dan diberi tenggang waktu tiga hari, sekiranya masih membandel maka rambut yang bersangkutan akan dipotong oleh guru/petugas yang ditunjuk oleh sekolah.
5)    Memberikan sanksi pada siswa yang punya kebiasaan membuang sampah sembarangan.
b.    SMA Negeri 4 Balikpapan sudah menyediakan berbagai sarana untuk mendukung pengembangan nilai-nilai Pendidikan Karakter. Sarana yang dimaksud adalah peralatan  kebersihan seperti sapu, kain pel, ember, pengki, dan tempat sampah.

4.    Penilaian keberhasilan dan tindak lanjut :
a.    Perilaku (kepala sekolah, tenaga pendidik, kependidikan, dan peserta didik)
1)    Kepala sekolah
a)    Hadir pagi jam 06.45 dan langsung mengawasi kehadiran siswa maupun guru dan staf.
b)    Mengerjakan tugas-tugas manajerial.
c)    Mengkoordinasikan para wakil yang membidanginya.

2)    Guru/Petugas BP
1)    Semua guru yang mengajar jam pertama sudah siap pada pukul 07.00.
2)    Guru piket telah siap jam 06.30 dengan catatan-catatan yang diperlukan.
3)    Bagi guru yang tidak mengajar mulai jam pertama kehadirannya berselang 30 menit ( 3 guru), 45 menit (2 guru) setelah jam 07.15
4)    Setelah datang guru langsung mempersiapkan sesuai dengan tupoksinya.
5)    Guru piket tiap hari ada 2 (dua) orang.

3)    Pegawai/Staf TU
1)    Kehadirannya rata-rata lebih dari jam 07.30.
2)    Mengerjakan sesuai dengan job diskripsinya dan tupoksinya.



4)    Peserta Didik
1)    Sebelum mulai pelajaran pada jam 07.15 diadakan berdoa secara keseluruhan warga sekolah selama 5 menit.
2)    Kehadiran siswa yang terlambat diperkirakan 0,6 % untuk hari tersebut di atas.
3)    Ketidak hadiran siswa saat itu diperkirakan 0,3 %
4)    Ketika sampai di pintu gerbang siswa yang bertemu dengan guru/pegawai/kepala sekolah bersalaman dan cium tangan.
5)    Siswa yang ijin keluar pagar sekolah mengenakan label/bedge khusus.
6)    Siswa yang terlambat lebih 5 menit dikenakan sanksi untuk dibina melalui kebersihan dengan memungut sampah yang masih ada.
b.    Sarana dan Prasarana
1)    Sarana tempat cuci tangan kondisi terakhir sudah dipasang semuanya pada tempat yang telah ditentukan.
2)    Kelengkapan UKS kondisi terakhir sudah lengkap dengan perlengkapan yang diperlukan.
3)    Ruang laboratorium masih menggunakan kelas, karena kondisi darurat.

c.    Situasi Sekolah
1)    Kebersihan terawat oleh petugas dan keterlibatan siswa secara langsung dan bagi yang terlambat lebih dari 15 menit maka siswa diberikan tugas memungut daun-daun yang baru gugur dari pohonnya atau ada sampah kecil yang belum terambil.
2)    Ruang Kepala sekolah, Ruang Guru, Ruang Tata Usaha, ruang kelas  kondisinya bersih dan rapi.
3)    Toilet : Ruang Kepala Sekolah, Ruang BK, Ruang UKS, Ruang Mushola terawat bersih.
4)    Halaman Parkir Motor bersih dan penataan kendaraan rapi.
5)    Halaman sekolah terlihat hijau dan pohon-pohon dirawat dengan baik.

d.    Tindak Lanjut dari program pendidikan karakter ini, SMA Negeri 4 Balikpapan  berencana akan terus meningkatkan pencapaian program ini melalui penambahan program kegiatan, menambah jumlah indikator pencapaian, dan menambah jumlah nilai-nilai yang diprioritaskan dari sekolah ini.

E.    SMK
SMK Negeri 1 Bantul terletak di Jalan Parangtritis km. 11, Sabdodadi, Bantul Telp. (0274) 367156 Fax. (0274) 367156. SMK ini membuka 5 Kompetensi Keahlian yaitu: Akutansi, Administrasi Perkantoran , Pemasaran, Multi Media, Teknik Komputer dan Jaringan. Sekolah sudah ditunjuk sebagai penyelenggara RSBI dan sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2008.
Input siswa yang masuk ke sekolah ini dengan nilai UN yang tinggi walaupun berasal dari ekonomi keluarga menengah ke bawah dan  prosentase tingkat kehadiran yang tinggi, di dalam kelas masih terlihat motivasi belajar siswa masih kurang besar. Namun prestasi siswa cukup baik yang ditunjukan dengan hasil UN yang selalu menduduki tingkat 5 besar di propinsi
Jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan sebagai berikut : Jumlah Guru : 92 orang, PNS = 70, Non PNS = 22 orang (Masih berstatus GTT) dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut: Sarjana ( S1)= 84, S2 = 5, D3 = 3 Tenaga Kependidikan = 31 orang, PNS = 10 , Non PNS = 21 namun sayangnya tidak /belum memiliki tenaga laboran. Sebagian besar guru masih menggunakan metode mengajar yang kurang bervariasi terutama guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. namun demikian motivasi belajar guru untuk meningkatkan diri cukup tinggi
Jumlah peralatan praktik, cukup memadai dan semua ruang Kelas dilengkapi LCD Keuangan sekolah berasal dari berbagi sumber ( BOM, Dewan Sekolah, BOP) namun wacana sekolah gratis oleh pemerintah mempengaruhi pandangan orang tua sehingga cenderung menunggu bantuan beasiswa dari bebagai sumber serta membayar di akhir periode
Lokasi sekolah berada di lingkungan pemukiman penduduk, sehingga lebih aman dan Jauh dari kebisingan jalan raya dan sekolah sudah ditetapkan sebagai sekolah  berwawasan lingkungan.
Penyusunan kurikulum dilakukan bersama oleh komite sekolah SMK Negeri 1 Bantul bersama guru-guru setiap kompetensi keahlian dengan bimbingan dari Subdin Dikmenti Propinsi DIY. Iklim belajar di sekolah cukup baik, ini ditunjukan dengan selalu menindaklanjuti setiap informasi tentang pendidikan yang masuk. Didalam dokumen kurikulum yang ada sekarang, sudah memuat/diintegrasikan pendidikan karakter.

1.    Prosedur/langkah-langkah pengembangan kurikulum
Langkah-langkah pengembangan kurikulum dalam mengintegrasikan pendidikan karakter ini dilakukan dalam bentuk:
Sosialisasi awal yang dilakukan oleh tim Puskur hanya melibatkan beberapa perwakilan dari setiap satuan pendidikan. Materi yang disampaikan antara lain berupa penanaman nilai-nilai yang dikembangkan maupun indikator kelas maupun indikator sekolah yang menandakan bahwa nilai tersebut sudah dilaksanakan di sekolah tersebut.
Untuk membuka wawasan maka perwakilan dari satuan pendidikan diminta untuk mempelajari apa yang sudah dilakukan, bagaimana menerapkannya di sekolah dan bagaimana mengintegrasikannya ke dalam dokumen kurikulum sekolah di sekolah-sekolah yang ditenggarai sudah menjalankan pendidikan karakter (walau sebelumnya belum ada panduan dari pusat).
Berdasarkan pemahaman nilai-nilai yang diperoleh dari sosialisasi maupun pengalaman langsung berinteraksi dengan sekolah yang ditenggarai sudah menjalankan pendidikan karakter, maka dibawah pendampingan staf Puskur maka satuan pendidikan menyusun dan mengembangkan kurikulumnya di sekolah masing-masing.

2.    Perencanaan dan pelaksanaan Pendidikan karakter
Bentuk integrasi pendidikan karakter yang dilakukan baik di komponen mata pelajaran maupun komponen muatan lokal dengan cara memasukan nilai-nilai yang dikembangkan ke dalam indikator setiap KD di dalam silabus. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan diri dan budaya sekolah  dilakukan dengan cara sebagaimana yang diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 10 : Contoh Perencanaan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
di SMK Negeri 1 Bantul

No    Nilai    Bentuk Pelaksanaan Kegiatan
1    religius    •    Setiap awal memulai pelajaran dipagi hari membaca surat al-Fatihah, ayat Qursi dan surat pendek lainnya
•    Digiatkannya kegiatan TPA di mesjid 1 hari (dihari tertentu setiap minggu)
2    kejujuran    •    Sekolah sudah mengadakan kantin kejujuran
3    kedisiplinan    •    Penerapan disiplin yang lebih ketat (ada hukuman bagi siswa yang tidak menggunakan seragam) sehingga seluruh siswa sudah memakai seragam sekolah.
•    Guru menunggu siswa datang di pintu gerbang,
•    Tidak merokok di areal sekolah
4    kerja keras    Ada koperasi khusus siswa
5    kreatif    Ada penambahan materi pembelajaran tentang pembuatan kompos
6    komunikatif    Guru mulai membiasakan diri untuk menyapa setiap bertemu warga sekolah lain sehingga siswa sekarangpun sudah mulai terbiasa untuk mengikuti sikap guru tersebut termasuk mulai menyapa bila bertemu tamu.
7    kerja sama    Ada penambahan materi pembelajaran tentang pembuatan kompos
8    Bersih    •    Toilet yang sebelumnya kurang berfungsi di perbaiki kembali
•    Sudah tersedia kran pencuci tangan di depan beberapa kelas

3.    Pengkondisian
•    Penyediaan sarana pendukung pelaksanaan nilai-nilai utama yang dikembangkan mulai dipenuhi seperti Penyediaan sarana berupa lemari tempat penemuan barang hilang sudah dibuat di tingkat sekolah, tempat sampah sudah disediakan di depan kelas
•    Keteladanan dari pimpinan SMK, tenaga pendidik  dan tenaga kependidikan ditingkatkan, misalnya kehadiran di sekolah lebih awal dari warga belajar atau pembelajaran dimulai tepat waktu  
•    Selain itu guru yang aktif dalam menerapkan pendidikan karakter akan memperoleh sejumlah insentif
•    Kegiatan olah Raga dan Seni serta lomba kretivitas lainnya dilaksanakan pada setiap monjelang libur akhir semester I dan ke II

F.    SLB
Sekolah Luar Biasa yang dipilih oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Singkawang untuk dijadikan piloting program rintisan dalam implementasi pendidikan  karakter dan budaya  bangsa  adalah SLB Negeri Singkawang yang terletak di jalan Semai, Bukit Batu, Kecamatan Singkawang Tengah. Kabupaten Singkawang. Sekolah ini berstatus negeri dan telah memiliki kualifikasi standar ISO.
Tanah dan bangunan adalah milik pemerintah dengan luas  tanah sebesar 34.280 M²  dan luas  bangunan 1.693 M². Luas tanah dan bangunan  Sekolah cukup luas dan lokasi yang  mudah untuk diakses, mudah dilalui kendaraan serta dekat dengan sungai yang  dapat dijadikan tempat pembuangan limbah.
Namun kondisi bangunan dan sarana prasarana masih belum memadai dan belum sesuai dengan standar yang diharapkan, contoh : belum adanya ruang pertemuan (AULA), ruang rapat, ruang untuk mengembangkan bina komunikasi dan wicara, belum memiliki penampungan air bersih, penataan pembuangan limbah, dan area penempatan kendaraan (garasi).
Jumlah peserta didik sebanyak 68 siswa dengan berbagai jenis hambatan yaitu: lima siswa tunanetra, tujuh siswa tuna rungu, limapuluh tiga siswa tunagrahita, dan dua siswa tuna daksa. Jumlah tenaga pendidik sangat terbatas dan hanya empat guru yang berstatus PNS.

Pada kondisi awal, KTSP SLB  yang dikembangkan belum mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter secara terstruktur,  namun pada pelaksanaannya  pendidikan  karakter sudah dilakukan.

1.  Prosedur/Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
    Prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.    Sosialisasasi
Pada tahap ini, pusat kurikulum memberi penjelasan yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat, konsep yang berkaitan dengan pendidikan karakter dan budaya bangsa  serta bagaimana mengimplementasikan kedalam KTSP kepada pihak-pihak terkait , termasuk SLBN.  yang dijadikan sekolah piloting.
Sosialisasi pada  tingkat sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan lainnya.

b.    Magang di Sekolah best practice
Pihak Sekolah diberi pengalaman untuk mendapatkan masukan dan pelajaran dari sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan pendidikan karakter. Dengan cara mengunjungi dan mengobservasi sekolah yang sudah ditentukan oleh Pusat Kurikulum.Diharapkan dapat menerapkan sesuai kebutuhan dan kemampuan sekolah

c.    Penyusunan Kurikulum Sekolah Luar Biasa
Peyusunan Kurikulum SLB dilakukan melalui tahapan-tahapan  yaitu.

1.    Analisis Konteks 
Analisis konteks dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pada SLB dengan hasil  sebagai berikut:
Kekuatan :
•    Lokasi cukup mudah dicari dekat jalan yang telah beraspal dan dekat sungai sehingga pembuangan limbah lancar.
•    Lahan cukup luas untuk pengembangan prasarana olah raga maupun lokal kelas, AULA, asrama guru, asrama siswa, penjaga dan usaha-usaha lainnya di masa depan.
•    Adanya dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Singkawang, Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Barat, dan masyarakat sekitar.
•    Sudah ada tenaga guru dari berbagai jurusan dan instruktur sesuai bidang keterampilannya masing-masing.
•    Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai untuk memberikan keterampilan.
•    Masih banyak lahan untuk pengembangan Ketrampilan  hidup.
•    Memiliki buku-buku dan literatur yang memadai di perpustakaan.
•    Memiliki program dan peralatan IT.
•    Memiliki program dan peralatan pembelajaran E-Learning.
•    Siswa berasal dari beragam etnis dan agama.
•    Tenaga Pendidikan dan Kependidikan berasal dari beragam etnis dan agama.
•    Sekolah dapat memberdayakan alumni.
•    Ada dukungan dari komite sekolah dan orang tua murid

Kelemahan :
•    Kualitas sebagian guru belum terpenuhi sesuai kebutuhan.
•    Kekurangan prasarana dan sarana olahraga yang sangat vital untuk melaksanakan kegiatan.
•    Belum tersedianya taman bermain anak-anak yang cukup.
•    Belum memiliki kerja sama dengan dunia usaha yang mendukung kegiatan keterampilan siswa dan income generating.
•    Belum memiliki asrama untuk siswa yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah.
•    Belum ada transportasi yang melewati sekolah maupun untuk antar jemput.
•    Guru, Tenaga spesialis dan tenaga kependidikan lain sangat kurang jumlahnya dari kebutuhan.
•    Kualifikasi Tenaga Pendidik belum semuanya memiliki Sertifikat Profesi Guru.
•    Kualifikasi Tenaga Pendidik yang menangani siswa belum sesuai semuanya dengan standar kualifikasi S1 di bidangnya.
•    Guru berlatar belakang Pendidikan Khusus masih kurang jumlahnya dari standar kebutuhan.
•    Warga sekolah masih banyak yang belum mampu mengoperasikan perangkat TIK, sehingga fasilitas E-Learning belum optimal pemanfaatannya.

    Peluang :
•    Masih banyak siswa yang membutuhkan pendidikan khusus yang belum mendapat pelayanan.
•    Banyak stakeholders yang belum direkrut untuk menjadi mitra atau kerjasama sinergis.
•    Masih banyak lahan potensi untuk dikembangkan sebagai pembelajaran pertanian, perkebunan dan perikanan yang produktif.
•    Dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Singkawang dan Propinsi Kalimantan Barat serta Pemerintahan Pusat.
•    Mendapatkan informasi yang cepat dengan bisa memanfaatkan IT yang ada.
•    Dukungan untuk menjadi salah satu sekolah rintisan yang berkarakter dan berbudaya dari Puskur - Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional di wilayah Kalimantan.

Tantangan :
•    Tuntutan adanya wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
•    Tuntutan masyarakat untuk menjadikan sekolah  unggulan.
•    Memenuhi permintaan tenaga kerja  industri  kecil.
•    Rumah siswa banyak yang jauh dari sekolah.
•    Ada sekolah yang sama, strategis tempatnya, memiliki asrama serta telah dikenal masyarakat.
•    Pemahaman masyarakat tentang SLB Negeri (Sentra PK dan PLK) yang belum jelas.
•    Sangat minimnya pengangkatan Guru baru dan Tenaga Kependidikan yang dibutuhkan dengan status PNS untuk ditempatkan di SLB Negeri Singkawang oleh Pemerintah Kota Singkawang. Tenaga Pendidik jumlahnya mengalami penurunan sementara jumlah siswa semakin bertambah. Belum tersedianya pagar di sekeliling lingkungan sekolah (yang sudah ada hanya bagian depan sekolah saja) memungkinkan munculnya tindakan pencurian fasilitas sekolah dari pihak luar.

2.    Menyusun Rencana Aksi Sekolah (RAS)
Rencana aksi sekolah disusun melalui penalaahan terhadap Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun secara komprehensif sebelumnya, pada rencana aksi sekolah unsur-unsur yang berkaitan dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa di programkan dan di integrasikan secara khusus, yaitu:

Tabel 11 : Contoh Rencana Aksi Sekolah di SLB Negeri Singkawang

NILAI
UTAMA YANG DIKEMBANGKAN    TARGET
TAHUN 2010   
INDIKATOR     PENCAPAIAN TARGET
            OKTOBER ‘10    NOVEMBER ‘10    DESEMBER ‘10    PENANGGUNG
JAWAB

Toleransi

(Tindakan yang menunjukkan kebiasaan, perilaku dan sikap bertoleransi antar agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan terhadap orang lain yang berbeda dengan dirinya).    Kebiasaan bertoleransi  mulai dilaksanakan  oleh seluruh warga sekolah
PROGRAM:
1.    Penyusunan program/rencana aksi
2.    Sosialisasi dan pengambilan komitmen pembiasaan bertoleransi
3.    Implementasi pembiasaan toleransi (keteladanan )
4.    Motivasi dan evaluasi hasil implementasi pembiasaan toleransi warga sekolah    •    Sekolah memiliki media informasi dari kertas manila yang mengimbau agar setiap warga sekolah melakukan pembiasaan bertoleransi.

•    Guru, karyawan dan peserta didik dapat saling menghargai perbedaan.

•    Menegur jika ditemukan tindakan dan sikap yang melanggar batas-batas toleransi bagi yang melanggar.

•    Pembelajaran dan implementasi bertoleransi berlangsung dengan baik
    •    Sosialisasi

•    Pengambilan komitmen    •    Pemajangan tulisan/slogan tentang pentingnya bertoleransi
•    Sosialisasi, pengambilan komitmen warga sekolah dan implementasi pembiasaan toleransi
•    Toleransi dapat dijalankan dengan baik oleh sebagian besar warga sekolah
•    Apresiasi bagi yang sudah menunjukkan kebiasaan bertoleransi
•    Peringatan/teguran lisan bagi yang melanggar batas-batas toleransi
•    Toleransi mulai berkembang pada warga sekolah yang selama ini kurang toleransi
    •    Sosialisasi dan implementasi pembiasaan disiplin
•    Apresiasi bagi yang sudah menunjukkan kebiasaan bertoleransi
•    Teguran lisan atau pemanggilan  bagi warga sekolah yang melanggar batas-batas toleransi
•    Toleransi berkembang dan mulai terbiasa bagi seluruh warga sekolah    •    Kepala Sekolah

•    Guru Mata Pelajaran/ Instruktur Keterampilan
•    Guru Kelas
•    Kesiswaan
•    Semua Tenaga Kependidikan


Mandiri

(sikap dan perilaku yang mandiri, tidak selalu bergantung pada orang lain dalam hidup kesehariannya).    Mulai membiasakan perilaku yang mandiri, tidak selalu bergantung pada orang lain

PROGRAM:
1.    Penyusunan program/rencana aksi
2.    Sosialisasi dan pengambilan komitmen pembiasaan mandiri
3.    Implementasi pembiasaan mandiri (keteladanan )
4.    Motivasi dan evaluasi hasil implementasi pembiasaan mandiri warga sekolah    •    Sekolah memiliki media informasi dari kertas manila yang mengimbau agar setiap warga sekolah melakukan pembiasaan hidup mandiri.
•    Guru kelas/ Instruktur Keterampilan menyusun dan memiliki perangkat pembelajaran yang dapat membentuk kemandirian siswa
•    Sebagian besar Guru / Instruktur keterampilan (>55%) mampu mengerjakan tugas administrasi kelas  tanpa meminta bantuan orang lain yang dianggapnya mampu    •    Sosialisasi dan pengambilan komitmen warga sekolah mengenai pembiasaan hidup mandiri di sekolah
•    Implementasi pembiasaan hidup mandiri di sekolah
•    Sosialisasi perangkat pembelajaran yang dapat membentuk kemandirian siswa
•    Mulai terlihat adanya Guru / Instruktur keterampilan  mampu mengerjakan tugas administrasi kelas sendiri    •    Pemajangan tulisan/slogan tentang pentingnya hidup mandiri

•    Sosialisasi dan pengambilan komitmen warga sekolah mengenai pembiasaan hidup mandiri di sekolah

•    Implementasi pembiasaan hidup mandiri di sekolah

•    Sosialisasi dan implementasi perangkat pembelajaran yang dapat membentuk kemandirian siswa
•    Motivasi dan keteladanan dari semua guru dan karyawan kepada peserta didik
•    Hampir separuh (>45%) Guru / Instruktur keterampilan  mampu mengerjakan tugas administrasi kelas sendiri
    •    Implementasi pembiasaan hidup mandiri di sekolah sudah mulai terbiasa

•    Implementasi perangkat pembelajaran yang dapat membentuk kemandirian siswa sudah mulai tersusun oleh masing-masing Guru / Instruktur Keterampilan

•    Sebagian besar Guru / Instruktur keterampilan (>55%) mampu mengerjakan tugas administrasi kelas sendiri.


    •    Kepala Sekolah
•    Guru Mata Pelajaran/ Instruktur Keterampilan
•    Guru Kelas
•    Kesiswaan

•    Pengajaran

•    Tim Kurikulum

•    Semua Tenaga Kependidikan


3. Menyusun Dokumen Kurikulum
Pada penyusunan document I, nilai-nilai yang  dikembangkan secara struktur dan terprogram  dituangkan dalam visi, misi dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:

VISI
“Sentra PK dan PLK siap menumbuhkan insan yang Cerdas, Beriman, Taqwa, Memiliki Toleransi, Mandiri dan Bersahabat/Komunikatif sesuai kemampuan siswa”.

MISI
•    Sekolah memberikan pelayanan pendidikan akademis, keagamaan, budi pekerti dan etika.
•    Sekolah membentuk pribadi-pribadi yang agamis, sehat jasmani, rohani dan taqwa.
•    Sekolah melatih berbagai keterampilan hidup untuk membentuk kemandirian siswa.
•    Sekolah mengupayakan inovasi pendidikan khusus sesuai perkembangan IPTEK.
•    Sekolah membentuk dan mengembangkan kebiasaan, perilaku dan sikap bertoleransi antar agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan terhadap orang lain yang berbeda dengan dirinya.
•    Sekolah mengembangkan sikap dan tindakan bersahabat/komunikatif yang memperlihatkan rasa senang, berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Berbasis Budaya dan Karakter Bangsa
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan Nasional, Daerah, sekolah, dan sosial masyarakat. SLB Negeri Singkawang menanamkan nilai-nilai budaya dan membentuk karakter Bangsa dengan cara :
•    Mengembangkan kebiasaan, perilaku dan sikap bertoleransi antar agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan terhadap orang lain yang berbeda dengan dirinya.
•    Mengembangkan sikap dan perilaku yang mandiri, tidak selalu bergantung pada orang lain dalam hidup kesehariannya.
•    Mengembangkan sikap dan tindakan yang memperlihatkan rasa senang, berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

Tabel 12 : Contoh Nilai-Nilai Pembentuk Karakter yang Diprioritaskan
di SLB Negeri Singkawang

NILAI    DESKRIPSI
1. Toleransi    Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
2. Mandiri    Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
3.Bersahabat/ Komunikatif    Tindakan yang memperlihatkan rasa senang, berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

Pada penyusunan Dokumen II nilai-nilai yang  dikembangkan, tertuang didalam Silabus dan RPP  melalui indikator dan kegiatan pembelajaran 

3.    Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pengintergrasian melalui mata pelajaran
•    Nilai-nilai dijabarkan pada mata pelajaran termasuk mata pelajaran muatan local. Nilai-nilia tersebut dituangkan kedalam indikator dan kegiatan pembelajaran pada silabus dan RPP.
    Pengintergrasian melalui Pengembangan Diri  
•    Nilai-nilai dijabarkan kedalam pengembangan diri: Kesenian, olah raga, dan keterampilan dengan kegiatan yang terprogam, pembiasaan, dan ketelaudanan
    Pengintergrasian melalui Program Khusus
•    Nilai-nilai dijabarkan kedalam program khusus dan langsung diterapkan dalam pelaksanaan yang terprogram, pembiasaan, dan ketauladanan
    


4.    Pengkondisian
     Berdasarkan Rencana Aksi Sekolah yang telah disusun:
•    Sarana-prasarana yang berkaitan dengan nilai-nilai yang  dikembangkan mulai dipenuhi secara bertahap.
•    Meningkatkan ketauladanan dari kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan 

5.    Penilaian keberhasilan dan tindak lanjut :
      Penilaian terhadap Perilaku siswa sudah dilakukan melalui observasi dengan format-format penilaian yang disusun (terlampir).  Penilaian terhadap  perilaku  tenaga pendidik, dan kependidikan bertahap akan  dilakukan

G.   PKBM
1.    Profil PKBM Sandyka
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sandyka terletak di Jl. Balla Lompo Nomor 25 Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, dikelola oleh Yayasan Pendidikan Sandyka merupakan salah satu PKBM yang menjadi rintisan pendidikan budaya dan karakter bangsa. PKBM Sandyka berdiri pada tanggal 1 Juli 2003 dalam rangka melayani keluarga prasejahtera (sangat miskin) yang secara otomatis tidak dapat menyekolahkan anaknya. PKBM Sandyka bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat keluarga yang termaginalisasi melalui sentuhan “Pendidikan dan Keterampilan” agar dapat melahirkan SDM mandiri dan kompetitif.
Visi dan Misi PKBM Sandyka
Visi PKBM
Terwujudnya masyarakat (suatu komunitas tertentu) yang lebih cerdas, terampil, mandiri, berbudi luhur, dan produktif yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan dan hidup harmonis serta selalu mengembangkan diri secara positif sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Misi PKBM
Mengembangkan dan memfasilitasi usaha-usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat di suatu komunitas tertentu secara dinamis sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat serta memobilisasi sumber daya dan partisipasi masyarakat (baik komunitas tersebut maupun masyarakat luas) dalam upaya mendukung penyelenggaraan program pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat.
Program yang dilakukan di PKBM ini adalah Kelompok Program Keaksaraan Fungsional (KF), Kelompok Bermain, Life Skill, Tempat Penitipan Anak, dan Taman Pendidikan Al-Quran “Wiwi Ramadhani” serta Program Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C. Jumlah seluruh Guru/Tutor di PKBM ini adalah 16 orang dan yang berpendidikan S1 ada 5 orang. Di antara guru/Tutor hanya 4 orang yang khusus mengajar di Program Paket A, B dan C serta ada 3 orang guru lainnya mengajar rangkap di PAUD dan Paket C. Beberapa tenaga pendidik berstatus guru pegawai Negeri yang mendapatkan honor relatif kecil dari PKBM. Namun mereka masih menjalankan aktifitas pembelajaran di PKBM karena tanggung jawab sosial dan kemitraan.
Jumlah warga belajar di PKBM Sandyka berjumlah 41 orang, terdiri atas tujuh belas (17) laki-laki dan duapuluh empat (24) perempuan. Keaktifan warga belajar untuk datang sangat situasional. Karena warga belajar adalah usia dewasa yang telah bekerja, sehingga karena kesibukkannya bekerja tidak selalu bisa datang di setiap kali pembelajaran. Jumlah rombongan belajar ada tiga (3) dengan jumlah ruang belajar ada tiga (3). Lingkungan di sekitar PKBM ini cukup strategis dan kondusif untuk suasana belajar. Sarana dan prasarana yang dimiliki adalah tanah ±358 m² dan bangunan milik pribadi atas nama ketua PKBM Sulaiman, S.Pd.I, ruang belajar, ruang baca/buku/inventaris, ruang sekretariat, meja/kursi kerja 2 unit, kursi tamu 2 set, lemari arsip 2 buah, alat tulis 2 set, rak buku 3 buah, White Board 2 buah, kalender 3 buah, komputer-internet 1 buah.
Saat ini sudah tersusun kurikulum dokumen 1 yang mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang diprioritaskan oleh satuan pendidikan. Manajemen PKBM menetapkan nilai-nilai pendidikan karakter yang diprioritaskan di satuan pendidikan, yaitu: nilai kreatif, disiplin, peduli lingkungan, jujur, dan mandiri. Dokumen 2 (silabus dan RPP) telah tersusun contoh beberapa SK dan KD beberapa mata pelajaran yang telah mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
2.    Prosedur dan langkah penerapan Pendidikan Karakter di PKBM
Pendidikan karakter di PKBM Sandyka diterapkan dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
•    Setelah ditetapkan sebagai satuan pendidikan rintisan pendidikan budaya dan karakter bangsa serta mendapat pelatihan dari Pusat kurikulum, pimpinan PKBM membentuk tim rintisan pelaksanaan pendidikan karakter untuk menyusun rencana dan strategi kerja.
•    Pimpinan PKBM melakukan sosialisasi internal kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan mengenai rencana  dan strategi kerja pelaksanaan pendidikan karakter
•    Menetapkan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk dikembangkan di PKBM Sandyka sesuai dengan visi, misi, tujuan dan kondisi lembaga.
•    Menyusun RKS dan menetapkan target dan program serta pencapaian target dari masing-masing nilai selama empat (4) tahun dari tahun 2010 sampai 2021
•    Menjabarkan target dan program tiap tahun ke rencana aksi diawali dari tahun 2010 dengan menjabarkan rencana aksi tiap-tiap nilai yang diprioritaskan.
•    Menentukan penanggungjawab pelaksanaan masing-masing nilai prioritas
•    Sosialisasi kepada warga belajar dan orangtua warga belajar terkait pelaksanaan pendidikan karakter
•    Membuat komitmen bersama dan melakukan aksi pendidikan karakter dengan penataan pendukung pelaksanaan pendidikan karakter
•    Penilaian dan tindak lanjut dari masing-masing nilai utama yang dikembangkan

3.    Perencanaan dan Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter di setiap Satuan Pendidikan
a.    Pengintegrasian Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran
Beberapa mata pelajaran nilai-nilai sudah terlihat secara eksplisit pada rumusan SK dan KD dalam Standar Isi, yaitu mata pelajaran Agama, PKn dan Sejarah. Namun mata pelajaran lain sebetulnya juga mengandung nilai-nilai yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran dan penilaian. Untuk itu Guru/Tutor perlu merencanakannya dalam silabus dan RPP. Guru/Tutor PKBM Sandyka sudah mulai mengintegrasikan nilai-nilai ke dalam kegiatan pembelajaran di silabus dan RPP serta sudah mulai menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas.    
b.    Pendidikan Karakter melalui Muatan Lokal
Substansi muatan lokal dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah ini yang diberikan pada kelompok belajar PKBM adalah Pendidikan Bahasa Daerah Makassar/Gowa . Substansi materi dari PKBM diberikan melalui mata pelajaran seni budaya dan keterampilan fungsional. 
c.    Kegiatan Terprogram dan Pembiasaan
Kegiatan pengembangan kepribadian profesional di PKBM SANDYKA Sulawesi  Selatan dilakukan di bawah bimbingan konselor, tutor, atau tenaga kependidikan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan pengembangan kepribadian profesional dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
Kegiatan layanan konseling dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kelompok dan atau bimbingan personal peserta didik sesuai kebutuhan. Penyuluhan kelompok dilaksanakan 1 kali dalam sebulan pada hari Kamis. Dan bimbingan personal peserta didik dilakukan sesuai kebutuhan dan permasalahan yang ada.
d.    Penjadualan dan penambahan jam di luar jam pelajaran
Di PKBM Sandyka belum ada penjadwalan dan penambahan jam di luar jam pelajaran.
e.    Kalender akademik
Pada kalender pendididkan Paket C PKBM Sandyka belum nampak pendidikan  karakter
4.    Pengkondisian Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
Setiap hari, pendidik sudah mulai menyambut siswa di pintu gerbang, mulai membiasakan senyum sapa salam sopan santun dengan peserta didik pada saat bertemu, menjaga kebersihan dan keamanan sekolah, membatasi kawasan merokok dan mengajak peserta didik agar lebih rajin datang serta mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar. Belum terlihat PKBM ini memberikan reward dan punishment.

5.    Penilaian Keberhasilan dan Tindak Lanjut
Penilaian Keberhasilan
•    Tenaga pendidik dan kependidikan telah mendapat sosialisasi dari ketua PKBM dan tim Puskur terkait dengan pendidikan karakter.
•    Tenaga pendidik sudah mulai mencoba mengembangkan rencana pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter.
•    KTSP: sudah tersusun kurikulum dokumen 1 yang mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang diprioritaskan oleh satuan pendidikan. Dokumen 2: telah tersusunnya contoh beberapa SK dan KD beberapa mata pelajaran yang telah mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter.
•      Ada penambahan tanaman baru yang ditanam dalam pot-pot bunga di halaman PKBM.

6.    Tindak Lanjut
•      Secara bertahap diharapkan tutor bisa memperbaiki kembali  rencana pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter.
•      Warga belajar sebaiknya harus bisa mengatur dan memilih waktu pembelajaran waktu antara bekerja dengan waktu pembelajaran di PKBM.
•      Sebaiknya  para tutor dan sekretariat PKBM dapat menyusun program di tahun 2011 baik untuk program PKBM secara umum maupun yang terkait dengan penerapan pendidikan karakter.




















BAB V
MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH

A.    Keterlibatan semua warga sekolah dalam pembelajaran yang berkarakter
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan karakter melalui budaya sekolah mencakup semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat antar anggota masyarakat sekolah saling berinteraksi. Interaksi yang terjadi meliputi antara peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan siswa, konselor dengan siswa dan sesamanya, pegawai administrasi dengan dengan siswa, guru dan sesamanya.  Interaksi tersebut terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan,  tanggung jawab dan rasa memiliki merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah.
Proses pendidikan karakter melibatkan siswa secara aktif dalam semua kegiatan keseharian di sekolah. Dalam kaitan ini, kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependikan diharapkan mampu  menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.
Dalam pendidikan karekater, proses pembelajaran di kelas tidak terlepas dari berbagai kegiatan lain di luar kelas atau bahkan di luar sekolah.  Di dalam kelas,  guru dapat mengawali dengan perkenalan terhadap nilai-nilai yang akan dikembangkan selama pembelajaran berlangsung, lalu guru menuntun peserta didik agar terlibat secara aktif di sepanjang proses pembelajaran. Hal ini dilakukan tanpa guru harus mengatakan  kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif, tapi guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif, misalnya  dengan mengkondisikan siswa merumuskan dan mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat menggunakan kata dan kalimat yang santun, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah.

B.    Keterlibatan semua warga sekolah dalam perawatan, pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran serta lingkungan sekolah
Keterlibatan semua warga sekolah, terutama siswa dalam perawatan, pemanfaatan, pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran serta lingkungan sekolah sangat diperlukan dalam rangka membangun atau membentuk karakter mereka. Kondisi lingkungan sekolah yang bersih, indah,  dan nyaman dengan melibatkan siswa secara aktif akan menumbuhkan rasa memiliki, tanggung jawab dan komitmen dalam dirinya untuk memelihara semua itu.  Dengan demikian, diharapkan di dalam diri setiap individu warga sekolah, terutama peserta didik akan tumbuh sikap kepedulian terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik sekolah maupun lingkungan sosialnya.


BAB VI
PENUTUP

Fungsi Pendidikan karakter selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab dan sebagainya, perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.
Panduan operasional yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (KTSP), seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan karakter bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian.  Perencanaan pengembangan Pendidikan Karakter ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasilkan budaya sekolah.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.

Previous
Next Post »